DEPOK, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, setiap warga yang diberi vaksin Covid-19 akan menerimanya sebanyak dua kali.
Ridwan mengemukakan hal itu setelah memantau simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020) kemarin.
"Rekan-rekan juga harus tahu bahwa vaksin itu tidak disuntik sekali tetapi dua kali. Jadi orang yang sama disuntik vaksin, mungkin di hari ke-30 atau sesuai arahan dokter dia harus datang lagi," kata Emil kepada wartawan, Kamis.
Baca juga: Hasil Simulasi di Depok, Vaksinasi Covid-19 Butuh Waktu 45 Menit Per Orang
Ia tidak menjelaskan penyebab vaksinasi Covid-19 harus dilakukan sebanyak dua kali. Yang pasti, proses vaksinasi akan memakan waktu.Bukan hanya karena harus dilakukan dua tahap, tetapi prosesnya yang agak panjang dalam tiap tahapnya.
“Kalau dari sejak dia datang dan lain-lain saya duga ada 10-15 menit. Ditambah waktu istirahat setelah divaksin 30 menit, jadi satu orang itu dari pintu masuk keluar lagi ke pintu itu mungkin 45 menit paling cepat,” kata Emil.
Setiap penerima vaksin, setibanya di puskesmas, akan melalui berbagai protokol standar pencegahan penularan Covid-19.
Selanjutnya, ada urusan administrasi yang harus dibereskan. Baru setelahnya, penerima vaksin akan diarahkan untuk pemeriksaan kesehatan.
Menurut Ridwan, penerima vaksin harus dipastikan orang sehat, dengan rentang usia 18-59 tahun.
Setelah itu, penerima vaksin akan disuntik vaksin Covid-19. Namun, setelah disuntik vaksin, ia tak langsung diizinkan pulang.
"Ada protokol 30 menit setelah disuntik apakah ada reaksi langsung," ujarnya.
Depok akan menjadi salah satu kota prioritas vaksinasi Covid-19 karena tercatat sebagai penyumbang infeksi virus corona terbanyak di Jawa Barat.
Berdasarkan data terbaru hingga hari ini, Depok sudah melaporkan 6.677kasus Covid-19 sejak Maret. Sebanyak 1.331 di antaranya masih dirawat.
Depok rencananya akan menerima sekitar 300.000-an paket vaksin Covid-19 yang diimpor oleh pemerintah pusat sebagai vaksinasi tahap 1.
Baca juga: Ridwan Kamil Bakal Sulap Banyak Tempat Jadi Lokasi Vaksinasi Covid-19
Dalam vaksinasi tahap 1, kata Ridwan, warga yang divaksin adalah yang berusia 18-59 tahun. Kemudian, vaksin bakal diprioritaskan buat tenaga medis, aparat TNI-Polri, dan sejumlah kalangan pekerja yang dinilai rentan.
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia menuai pro-kontra. Sejuumlah kalangan menilai, vaksinasi Covid-19 semestinya tak tergesa-gesa dilakukan.
Pasalnya, dalam vaksinasi tahap 1 yang rencananya menggunakan vaksin produksi Sinovac, belum ada hasil uji klinis yang dilakukan terhadap relawan dalam negeri untuk membuktikan efektivitasnya.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) misalnya, kemarin menerbitkan rekomendasi terkait vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah.
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban menegaskan, vaksin yang akan harus digunakan sudah terbukti efektivitasnya, imunogenitasnya serta keamanannya dengan dibuktikan adanya hasil yang baik melalui uji klinik fase tiga yang sudah dipublikasikan.
Dia mengungkapkan, dari data yang ada, saat ini uji coba vaksinasi Sinovac di Brasil sudah selesai dilakukan pada 9.000 relawan.
Namun hasilnya baru akan dikeluarkan segera setelah vaksin disuntikkan pada 15.000 relawan.
"Kita bisa melihat bahwa unsur kehati-hatian juga dilakukan negara lain dengan tetap menunggu data lebih banyak lagi dari hasil uji klinis fase ketiga," kata Zubairi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.