"Kami juga berikan denda serta minta pihak rumah jagalnya buat surat pernyataan agar tak mengulangi hal itu," kata dia.
Creative Campaign Coordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Arya Diandara Salvator mengatakan, permasalahan perdagangan dan konsumsi anjing ini bukan hanya sebatas soal ancaman terhadap binatang.
Permasalahan tersebut akan menjalar ke banyak sisi kehidupan masyarakat.
"Sektor kesehatan masyarakat lewat wabah rabies menjadi hal yang paling mengancam jika praktik perdagangan anjing tidak ditindak tegas," katanya.
Hasil temuan dari komunitas penyelamat ini mendapatkan jika pada rumah-rumah jagal tempat pemotongan anjing, tidak ada regulasi yang mengatur anjing harus sehat.
Mereka mencampur semua antara anjing yang sehat dan terkena rabies atau penyakit-penyakit lainnya.
“Bahkan yang kita temui itu banyak potongan-potongan daging anjing yang tidak dipakai dibuang di got (saluran air)," katanya.
Daging-daging tersebut akhirnya dikonsumsi oleh kucing-kucing liar yang sehat dan pada akhirnya terjangkit rabies juga.
"Jika kucing-kucing tersebut menggigit anak-anak, kan itu bisa bahaya,” kata Diandara.
Pemerintah dituntut untuk memberikan tindakan tegas terhadap praktik rumah potong anjing yang sejalan dengan target Jakarta bebas dari penyakit rabies pada 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.