Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir di Kampung Arus Pertanyakan Kelanjutan Normalisasi Kali Ciliwung

Kompas.com - 26/10/2020, 07:37 WIB
Egidius Patnistik

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Arus, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mempertanyakan kelanjutan proyek normalisasi Kali Ciliwung.

Ujang (63), warga setempat, berharap proyek yang terhenti sejak tahun 2014 dilanjutkan karena dia sudah bosan jadi korban banjir luapan Kali Ciliwung.

"Asal ada ganti rugi bangunan seperti yang dijanjikan dulu warga enggak ada yang menolak, setuju semua. Hanya sampai sekarang belum ada kelanjutan," kata Ujang di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (25/10/2020).

Menurutnya sejak awal warga Kampung Arus yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung tidak meminta uang ganti rugi tanah, hanya bangunan saja.

Baca juga: 8 Fakta Proyek Normalisasi Ciliwung, Dimulai Zaman Jokowi hingga Mandek Era Anies

Meski tidak membeberkan nominal ganti rugi diajukan, menurutnya besaran yang diminta tidak terlampau besar dan butuh negosiasi panjang.

"Dulu waktu 2014 kan Pemprov DKI Jakarta bilang mau ganti rugi sesuai bangunan sama pohon saja, tanah enggak dihitung. Itu saya setuju, enggak menolak. Asalkan ada ganti rugi saja," ujarnya.

Eki Riznujanuar (28), warga Kampung Arus lainnya juga menuturkan tidak keberatan harus meninggalkan rumah yang puluhan tahun dihuni.

Harapan mereka tak kunjung terwujud sejak Pemprov DKI Jakarta menghentikan pembebasan lahan untuk normalisasi nasib mereka terkatung-katung.

"Habis dari tahun 2014 itu enggak ada lagi orang pemerintah yang datang terkait normalisasi Kali Ciliwung. Terakhir datang tahun 2014, mendata dan foto rumah warga," tutur Eki.

Eki menyebut harapan warga bisa pindah dan terbebas dari banjir luapan Kali Ciliwung kian besar karena dua tahun belakangan tak dapat bantuan.

Saat banjir awal tahun 2020 mencapai ketinggian sekitar 3 meter mereka tak mendapat bantuan nasi boks, dan tenaga membersihkan lumpur sisa banjir.

"Dua tahun belakangan ini benar-benar enggak ada bantuan sama sekali pas banjir. Padahal dulu setiap banjir bantuan selalu dapat, semua jenis bantuan dapatlah pokoknya," lanjut dia.

Proyek normalisasi Kali Ciliwung merupakan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta berperan sebagai pihak yang membebaskan lahan permukiman warga di sepanjang bantaran Kali Ciliwung.

Sementara Kementerian PUPR selaku pengelola Kali Ciliwung berperan mengeruk, memperdalam, memperlebar, memasang sheetpile, hingga membuat sodetan.

Pada hari Minggu kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 56 RT di Jakarta Timur terdampak banjir.

Seluruh permukiman warga yang terdampak berada di bantaran Kali Ciliwung, yakni warga Kelurahan Balekambang, Kelurahan Cawang, Kelurahan Cililitan.

Kelurahan Bidara Cina, dan Kelurahan Kampung Melayu dengan ketinggian air berkisar 10-150 sentimeter, beruntung tak ada warga mengungsi.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Bosan jadi Korban Banjir, Warga Kampung Arus Pertanyakan Kelanjutan Proyek Normalisasi Kali Ciliwung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com