Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Kembali Masuk Zona Merah Covid-19 Versi Satgas Pusat

Kompas.com - 26/10/2020, 15:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok kembali ditetapkan sebagai wilayah dengan risiko tinggi penularan virus corona oleh Satgas Covid-19 RI per hari ini, Senin (26/10/2020).

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana.

"Rilis hari ini, dari satgas pusat, Depok kembali ke zona resiko tinggi atau ke zona merah," ujarnya kepada wartawan, Senin.

Baca juga: Depok Zona Merah Covid-19, Wali Kota: Jadi Zona Hitam jika Dibiarkan

"Ini hasil penghitungan dari minggu kemarin. Jadi untuk status hari Senin ini, kita berada pada zona merah dengan skor 1,56. Kalau minggu lalu kita 1,9," kata Dadang.

Meski demikian, lanjutnya, belum ada perubahan kebijakan secara berarti di Kota Depok terkait perubahan zona risiko ini.

Pembatasan aktivitas warga dan usaha, atau jam malam, akan tetap berlaku.

"Saat ini masih tetap menjalankan kebijakan-kebijakan yang ada, terutama pembatasan aktivitas warga dan aktivitas usaha, kan kita belum melakukan pelonggaran dari saat yang lalu," jelas Dadang.

Baca juga: [UPDATE] Grafik Covid-25 Oktober: Total 6.775 Kasus Covid-19 di Depok

Indikator Satgas Covid-19 RI dalam penentuan zonasi

Dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19 RI, peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.

Indikator-indikator yang digunakan adalah:

Indikator epidemiologi

1. Penurunan jumlah kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar 50 persen dari puncak.

2. Penurunan jumlah kasus suspek pada minggu terakhir sebesar 50 persen dari puncak.

3. Penurunan jumlah meninggal kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar 50 persen dari puncak.

4. Penurunan jumlah meninggal kasus suspek pada minggu terakhir sebesar 50 persen dari puncak.

5. Penurunan jumlah kasus positif & probable yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar 50 persen dari puncak.

6. Penurunan jumlah kasus suspek yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar 50 persen dari puncak.

7. Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif & probable.

8. Laju insidensi kasus positif per 100,000 penduduk.

9. Mortality rate kasus positif per 100,000 penduduk.

10) Kecepatan laju insidensi per 100,000 penduduk.

Indikator surveilans kesehatan masyarakat

1. Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir.

2. Positivity rate rendah (target 5 persen sampel positif dari seluruh orang yang diperiksa)

Indikator pelayanan kesehatan

1. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS Rujukan mampu menampung sampai dengan > 20 persen jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di RS.

2. Jumlah tempat tidur di RS Rujukan mampu menampung sampai dengan > 20 persen jumlah ODP, PDP, dan pasien positif Covid-19 yang dirawat di RS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com