Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2020, 15:22 WIB
Rosiana Haryanti,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Kota menyimpan sejuta cerita. Kisah-kisah perjuangan warganya tak pernah padam. Segala upaya dilakukan untuk bertahan, menyambung hidup.

Misalnya seperti yang Kompas.com rekam di pinggir Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di sepanjang trotoar jalan, berdiri puluhan tenda berisi tumpukan kardus bekas.

Kardus-kardus itu disusun sedemikian rupa, sehingga terlihat mencolok bagi pengguna jalan. Ada yang terlipat, ada pula yang sudah berbentuk kotak.

Kawasan ini memang terkenal sebagai salah satu lokasi pedagang kaki lima mengais rezeki, utamanya menjajakan kardus bekas.

Meski sering kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP, namun aktivitas jual-beli kardus ini tetap eksis sejak puluhan tahun lalu. Para pedagang terlihat menggelar lapaknya di bawah tenda.

Baca juga: Demi Bertahan di Masa Pandemi, Bos Travel Beralih Jualan Jus Buah

Salah satu pedagangnya adalah Ani. Wanita berusia 39 tahun ini duduk menunggu pembeli di depan tumpukan kardus jualannya.

Ia sesekali membenahi kardus-kardus yang tertiup angin. Ani berkisah, awalnya ia datang ke Jakarta bekerja sebagai asisten rumah tangga. Kemudian pekerjaan apa pun ia lakoni.

"Sudah di Jakarta dari tahun 1998. Awalnya saya pekerja perumahan, PRT," kata Ani

Setelah itu dia beralih profesi dengan berjualan makanan dengan menggunakan gerobak.

Akan tetapi pekerjaan ini hanya ia lakukan sebentar, sebab Ani mengaku tak sanggup bila harus mendorong gerobaknya menjauh apabila ada razia Satpol PP.

Setelah menikah, ia lalu beralih menjajakan kardus bekas di pinggir Jalan Wahid Hasyim pada awal tahun 2000.

Ani diajak oleh salah satu saudaranya, yang telah lebih dulu melakoni profesi ini. Saat itu, lokasi di sepanjang jalan telah ramai dijejali oleh pedagang kardus.

Ani beralasan, meski sama-sama berjualan di pinggir jalan dan rawan terkena razia, namun berjualan kardus lebih memudahkannya saat memindahkan barang dagangan.

"Capek sebenernya, barangnya suka dibawain (sama Satpol PP). Tapi mau gimana lagi, kalau kita bisa selametin, kita selametin (kardus)," tutur dia.

Meski sering terkena razia, Ani enggan alih profesi atau memindahkan barang dagangannya ke lokasi lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com