TANGERANG, KOMPAS.com - Daerah Ciledug Kota Tangerang dikenal sebagai daerah langganan bentrok antar organisasi masyarakat (ormas).
Setidaknya ada dua bentrokan dalam waktu dekat terjadi yaitu pada 29 September lalu dan 29 Oktober kemarin.
Pengamat Kepolisian dan Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Andrea Poeloengan mengatakan kejadian tersebut terulang karena penegakan hukum oleh kepolisian belum menyentuh akar masalah.
"Permasalahannya, hingga saat ini penyelesaian dan penanganan belum menyentuh akar masalah," kata dia saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (30/10/2020).
Baca juga: Bentrok 2 Kelompok Ormas di Ciledug Berakhir Damai
Anggota Kompolnas 2016-2020 ini menilai, polisi masih sekadar asal mendamaikan apabila terjadi bentrokan antar ormas.
"Jadi jangan asal didamaikan jika tidak ada kepastian akar permasalahan," kata dia.
Jika tidak sampai ke akar masalah, maka kata damai dinilai tidak akan menyelesaikan masalah dan keributan yang sama pasti akan terjadi.
"Kedua pemerintah dalam hal ini harus tegas," tutur Andre.
Baca juga: Bubarkan Tawuran Ormas di Tangerang, Kapolsek Ciledug Kena Sabetan Benda Tajam
Menurut dia, jika memang ormas tersebut dinilai meresahkan masyarakat bahkan sampai mengancam keselamatan dan stabilitas kamtibmas, maka harus dibubarkan.
"Tidak boleh didiamkan," tutur dia.
Adapun sebelumnya, bentrok organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila dengan Forum Betawi Rempug (FBR) di Ciledug Kota Tangerang terjadi pada Kamis (29/10/2020) dinihari.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Sugeng Hariyanto mengatakan persoalan kedua ormas sudah diselesaikan dengan cara komunikasi dan berujung damai.
Dia mengatakan sudah meminta kepada semua ormas yang ada di Kota Tangerang untuk menjaga situasi keamanan agar lebih kondusif.
"Tidak hanya Pemuda Pancasila dan FBR, tapi ormas lain memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama untuk menjaga situasi kamtibmas di Kota Tangerang," tutur dia.
Sugeng mengatakan, akibat peristiwa tersebut dua orang mengalami luka-luka akibat sayatan benda tajam. Saat ini, lanjut Sugeng, Polisi masih menyelidiki penggunaan senjata tajam saat bentrok berlangsung.
"Kita lihat hasil proses penyelidikan," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.