Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2020, 10:57 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Libur panjang pada 28 Oktober-1 November 2020 dinilai bisa berdampak pada naiknya kasus positif Covid-19, termasuk di wilayah Ibu Kota.

Jika tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin terjadi lonjakan kasus signifikan yang berujung pada kembali diperketatnya pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan, libur panjang di Indonesia sudah terbukti menyebabkan lonjakan kasus. Ini terlihat pada libur panjang Agustus lalu.

Baca juga: 10 Wisatawan yang Datang ke Bogor Saat Libur Panjang Reaktif Covid-19

Saat itu ada dua libur panjang, yakni saat Hari Kemerdekaan ke-75 RI pada 15-17 Agustus serta perayaan Tahun Baru Islam mulai 20-23 Agustus.

Dalam waktu dua pekan sampai sebulan setelah libur panjang, kasus Covid-19 melonjak.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya kembali memberlakukan PSBB untuk mengerem laju penularan.

"Umumnya dampak libur panjang ini setelah satu bulan terlihat lonjakannya. PSBB ketat di Jakarta kemarin itu kan dilakukan sebulan setelah libur panjang," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Jangan Tunda Memeriksakan Diri jika Muncul Gejala Covid-19 Pasca-libur Panjang

 

DKI Jakarta menerapkan PSBB ketat pada 14-27 September, lalu diperpanjang sampai 11 Oktober. PSBB ketat berhasil mengerem laju penularan SARS-CoV-2.

Sepekan setelah PSBB ketat berakhir, laju penambahan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta cenderung berada di bawah 1.000 kasus.

Namun, Dicky mengingatkan, bukan tidak mungkin kasus Covid-19 di Jakarta akan kembali melonjak sebagai dampak libur panjang Maulid Nabi pekan lalu.

Oleh karena itu, Pemprov harus mengantisipasi dari sekarang jika tak ingin PSBB ketat kembali diberlakukan.

Tingkatkan tes dan pelacakan

Dicky menilai pemprov DKI perlu mengantisipasi lonjakan kasus dengan terus menggencarkan tes dan pelacakan kasus yang disebut testing, tracing, dan treatment (3T).

"Pemerintah daerah harus lebih meningkatkan responsnya dalam aspek 3T. Tak ada lagi cara selain kita perkuat 3T," kata Dicky.

Dicky menilai tes Covid-19 di DKI Jakarta sudah relatif baik ketimbang daerah lainnya.

Baca juga: Permudah Tracing Klaster Industri di Karawang, Karyawan Harus Buat Catatan Perjalanan Harian

Di saat daerah lain belum bisa mencapai standar organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk mengetes satu orang per 1.000 penduduk per pekan, DKI Jakarta sudah jauh melesat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com