Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Hotel Tak Maksimal, Pemkot Bekasi Andalkan Stadion Patriot sebagai Tempat Isolasi

Kompas.com - 03/11/2020, 13:08 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengaku untuk saat ini tak akan menggunakan hotel sebagai tempat isolasi mandiri walaupun wilayahnya sudah ditetapkan sebagai zona merah Covid-19

Salah satu hotel yang dimaksud yakni The Green Hotel yang dahulu sempat jadi tempat isolasi mandiri.

Menurut Effendi, kapasitas di gedung olahraga Patriot Chandrabhaga sebagai rumah sakit darurat masih bisa menampung pasien. Fasilitas 55 kasur dianggap masih bisa menampung pasien Covid-19 di seluruh Bekasi Kota.

Lagi pula, lanjut Effendi, selama dijadikan sebagai tempat isolasi, The Green hotel tidak terlalu banyak menampung jumlah pasien.

Baca juga: Tak Pusing Bekasi Jadi Zona Merah di Jabar, Wali Kota: Kalau Takut, Ekonomi Tidak Jalan

"Ya toh fasiltas di Green Hotel pun paling tinggi cuma 60 persen. Kemarin begitu masuk bulan kedua tinggal 11 pasien. Makanya pasien kita masukan ke gedung olah raga saja," kata Effendi saat dikonfirmasi, Selasa (3/11/2020).

Pemkot pun akhirnya tidak memakai jasa The Green Hotel sebagai tempat isolasi mandiri sejak 31 Oktober 2020.

Alhasil, gedung olahraga raga Patriot Chandrabhaga jadi satu - satunya tempat isolasi mandiri di luar dari rumah sakit.

"Rumah sakit umum kita juga masih bisa menampung karena sirkulasi kita kan pendek. Ada dua empat hari, lima hari, selesai pulang. Begitu juga di tempat isolasi mandiri," kata Effendi.

Bekasi jadi zona merah

Terkait zona merah yang disematkan Ridwan Kamil kepada Bekasi, pria yang akrab disapa Pepen ini tak mau ambil pusing.

Menurut dia, warga tak perlu takut dalam beraktivitas di tengah kondisi zona merah asalkan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Baca juga: Jumlah Pasien Covid-19 Turun, Pemkot Bekasi Tak Lagi Gunakan Hotel untuk Isolasi

Momok menakutkan dari zona merah diharapkan tak menghambat warga melakukan kegiatan ekonomi.

"Jadi kalau hanya takut pada zona merah nanti ekonomi tidak berjalan," kata Pepen.

Alasan Pepen tak menghiraukan predikat zona merah karena Bekasi dianggap sudah memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.

Beberapa fasilitas kesehatan yang dia maksud seperti tes swab yang disediakan di tiga RSUD tipe D yakni RSUD Bantar Gebang, Jati Sampurna dan Pondok Gede.

Selain itu, fasilitas di lab kesehatan di klaim Pepen sudah ditambahkan demi menekan angka penyebaran virus.

"Fasilitas kita sediakan untuk memenuhi pengendalian (jumlah pasien Covid-19), Bukan ketakutan tapi pengendalian," kata Pepen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com