Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjual Buku di Masa Pandemi, Berhari-hari Tak Ada Pembeli, Bertahan Lewat Penjualan Online

Kompas.com - 04/11/2020, 13:19 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sore hari di basement Blok A, Blok M Square, Erwin (50) bersama teman-temannya duduk-duduk menunggu pembeli.

Dia adalah pedagang buku di toko Alil Book Store yang ada di Blok M Square. Tidak banyak pengunjung yang lalu lalang sore itu, Selasa (3/11/2020).

Wajah Erwin tampak lesu dan sesekali berkeluh kesah lantaran dagangannya sepi selama masa pandemi Covid-19.

Pada awal masa pandemi Covid-19, Blok M Square tutup. Ia tak bisa berjualan. Pada tiga bulan awal, Erwin hanya bisa di rumah. Otomatis, pendapatan Erwin tak ada.

Satu-satunya yang bisa diandalkan saat itu adalah sisa uang di tabungannya.

Baca juga: Kisah Tukang Galian asal Brebes, Setia Menunggu Kerja di Lebak Bulus sejak Puluhan Tahun Lalu

"Ya hanya mengorek sisa-sisa tabungan saja. Kalau sekarang hanya gali lubang tutup lubang alias utang. Saya hanya bisa berharap bisa bertahan sampai janji pemerintah terbukti seperti vaksin dan bantuan dari pemerintah," ujar ayah dari tiga anak itu saat ditemui Kompas.com di lapaknya.

Pendapatannya sempat kembali membaik setelah pemerintah mengendurkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pasca-Lebaran.

Namun, jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, pendapatan turun 25 persen.

Pendapatannya kembali anjlok saat pemerintah menerapkan PSBB Ketat.

"Bahkan sampai enggak ada yang beli. Ada dua tiga hari sampai tak ada yang beli," ujar Erwin.

Erwin banyak menjual buku buku sekolah. Oleh karena itu, Erwin mengandalkan tahun ajaran baru sekolah untuk mendongkrak pendapatannya.

"Kalau jualan buku ini ada musimnya. Kalau buku mahasiswa dan sekolah, itu pas tahun ajaran baru ramai yang beli. Kalau ga tahun ajaran baru, standar aja yang beli," kata dia.

Baca juga: Akankah Libur Panjang Kembali Berujung pada PSBB Jakarta?

Jika tahun ajaran baru pada bulan Juli, Erwin bisa menjual 100-150 buku mulai buku tingkat SD hingga perkuliahan.

Namun, kebijakan belajar dari rumah juga memengaruhi penjualan. Erwin mengatakan, pihak sekolah tak mewajibkan membeli buku.

"Mereka lari ke internet. Seperti habis Lebaran itu, penjualan buku SD, SMP, SMA itu turun sekali," kata Erwin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com