Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi Jadi Zona Merah di Jabar, Pemkot Bantah akibat Libur Panjang

Kompas.com - 04/11/2020, 14:06 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Setelah libur panjang akhir Oktober 2020, Kota Bekasi langsung ditetapkan sebagai satu-satunya zona merah di Jawa Barat.

Predikat itu disematkan lantaran jumlah kasus positif di Bekasi semakin tinggi. Namun, pihak Pemkot Bekasi membantah tingginya kasus positif disebabkan karena banyaknya warga yang berwisata saat libur panjang.

Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, tingginya kasus di Bekasi karena pemerintah sedang gencar melakukan tes rapid dan swab tes.

Pemkot telah melakukan rapid test kepada ratusan ribu warga untuk melacak peredaran Covid-19. Selain itu, lebih dari 67.000 warga sudah dilakukan swab hingga hari Senin (2/11/2020) sejak bulan Maret lalu.

Baca juga: Zona Merah di Bekasi Disebut Muncul akibat Libur Panjang Akhir Oktober

Hal ini lah yang menyebabkan membeludaknya angka kasus positif Covid-19 di Bekasi.

"Peningkatan kasus memang ada karena memang kita berkegiatan terus. Coba deh lihat kabupaten dan kota lain yang tak melakukan pemeriksaan apa apa. Pasti hasilnya nol," kata Dezy saat ditemui, Rabu (4/11/2020).

"Kalau kita enggak melakukan apa-apa pasti hasilnya rendah karena kan kasusnya tersembunyi," tambah Dezy.

Masa libur panjang, lanjut Dezy, justru tak begitu berpengaruh pada peningkatan jumlah pasien Covid-19.

Selama atau sebelum libur panjang pun Dezy mengaku banyak warga yang tetap menjalani swab dan rapid test.

Maka dari itu, peningkatan jumlah kasus setelah libur panjang dinilai tidak terlalu terlihat.

Baca juga: Tak Pusing Bekasi Jadi Zona Merah di Jabar, Wali Kota: Kalau Takut, Ekonomi Tidak Jalan

"Karena kegiatan rapid dan swab itu dilakukan saat libur panjang jadinya tidak berasa peningkatan karena semua orang diperiksa," jelas dia.

Karena rangkaian tes kesehatan itu, Dezy tak heran Kota Bekasi juga ditetapkan sebagai wilayah nomor satu di Jawa Barat soal penanganan Covid-19. Kesuksesan itu berkaca dari banyaknya jumlah kasus yang terdeteksi dan penindakannya dari pemerintah.

Dezy memastikannya dengan swab dan rapid test dalam jumlah banyak, mata rantai penyebaran Covid-19 di Bekasi akan terputus.

Untuk diketahui data kasus penyebaran Covid-19 di Bekasi pada masa libur panjang yakni Sabtu (31/10/2020) mencapai angka 6.532 kasus. Jumlah itu terdiri dari 5.966 dinyatakan sembuh, 424 orang pasien aktif dan pasien 142 dinyatakan meninggal dunia.

Sedangkan setelah libur panjang, tepatnya hari Selasa (3/11/2020), jumlah total kasus melonjak hingga 6.854 orang. Jumlah itu terdiri dari 6.442 dinyatakan sembuh, 269 dinyatakan sebagai pasien aktif dan 143 terkonfirmasi meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com