Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Pembahasan APBD DKI 2021 yang Tertutup, Molor, dan Singkat...

Kompas.com - 05/11/2020, 09:29 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Perubahan anggaran tersebut berimbas pada molornya pembahasan APBD perubahan 2020 dan APBD 2021.

"Betul (terlambat), memang karena ini ada hal-hal terkait dengan pembaruan nomenklatur, kemudian penyesuaian di SIPD (sistem informasi pembangunan daerah)," kata Nasruddin.

Baca juga: FITRA: Ada Kesengajaan Publik Tidak Dilibatkan dalam Pembahasan KUA-PPAS 2021

Covid-19 menyebabkan perubahan anggaran 2020, khususnya pergeseran tidak terduga yang terjadi lima kali sehingga data perubahan terakhir terjadi pada 28 September lalu.

Jupiter juga mengkritik hasil Badan Musyawarah yang menetapkan jadwal pembahasan KUA-PPAS 2021 dalam waktu singkat.

Dalam keputusan Bamus tertulis pembahasan rancangan KUA-PPAS dijadwalkan berlangsung 15 hari. KUA-PPAS menurut jadwal akan disepakati dalam rapat paripurna pada 20 November 2020.

Dalam jadwal tersebut, pembahasan di tingkat komisi hanya diberi waktu dua hari pada 16-17 November 2020.

Baca juga: Pembahasan KUA-PPAS 2021 Dianggap Tidak Transparan, FITRA: Ada Aturan yang Dilanggar

 

Waktu dua hari itu diberikan untuk menyisir seluruh anggaran dengan nilai Rp 77,7 triliun.

"Menurut saya, tidak cukup dua hari," kata Jupiter.

Jupiter menilai, uang puluhan triliun rupiah tidak bisa dibahas hanya dalam waktu dua hari.

Pembahasan yang singkat, lanjut dia, akan menyebabkan banyak uang rakyat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Tentunya (anggaran) Rp 77 triliun ini kami gunakan uang rakyat, harus ada pertanggungjawaban," ucap dia.

Baca juga: Publik Tak Miliki Akses Draf KUA-PPAS DKI Jakarta 2021, Ini Penjelasan Kepala Bappeda

Kritik tentang waktu pembahasan draf KUA-PPAS yang singkat di tingkat komisi juga dilontarkan anggota DPRD dari Fraksi PSI Anthony Winza.

Dia mengatakan, apabila benar pembahasan hanya dalam waktu dua hari, pembahasan tersebut benar-benar sekadar basa-basi.

"Rapat pembahasan ternyata hanya formalitas dan basa-basi, dan nanti anggaran langsung disahkan begitu saja tanpa melalui proses yang bisa dipertanggungjawabkan," kata dia.

Dia juga mengatakan, sangat tidak mungkin menyisir anggaran dengan detail hanya dalam waktu dua hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com