JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, upaya pelacakan kontak kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih jauh dari standar organisasi kesehatan dunia (WHO).
Untuk memenuhi standar minimum, ia berujar, rasio pelacakan kontak harus mencapai satu berbanding 25.
Artinya, dari satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, harus ada 25 orang yang diidentifikasi pernah berinteraksi dengannya.
"Idealnya sesuai target WHO adalah 1:25," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: Petugas Pelacak Kontak Diharapkan Bisa Tingkatkan Deteksi Kasus Covid-19
"Secara estimasi dari 100 kasus positif itu harusnya ada 2.500 kasus kontak yang teridentifikasi," sambung dia.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan rasio pelacakan kontak di Jakarta adalah 1:8.
"Jadi belum tercapai, masih jauh," katanya.
Dicky mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk terus menggencarkan upaya pelacakan kontak.
Ia mengingatkan bahwa pelacakan kontak ini sangat penting guna mengendalikan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Pemprov DKI Buka Lowongan 1.545 Pelacak Kontak Kasus Covid-19
Dengan pelacakan kontak, maka pemerintah bisa segera melakukan tes sekaligus isolasi masyarakat yang terpapar SARS-CoV-2.
Terkait kapasitas testing, Dicky menilai DKI Jakarta sudah lebih baik ketimbang provinsi lain.
Dalam sepekan, pemprov DKI bisa melakukan tes swab sampai lebih dari 50.000 orang.
Jumlah itu sudah lima kali lipat lebih besar dari standar WHO.
Namun, Dicky juga mengingatkan, tanpa pelacakan kontak yang maksimal, bisa jadi hasil tes tersebut tak menggambarkan keadaan yang sebenarnya di masyarakat.
"PR DKI masih besar, apalagi Jabar, Jateng, dan jatim yang testing, tracing-nya sangat rendah," kata Dicky.
Baca juga: PR Pelacakan Kontak di Tengah Tes Covid-19 yang Masif di Jakarta...
Anies sebelumnya menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan upaya pelacakan kontak.
Salah satunya dengan merekrut tenaga profesional tambahan sebanyak 1545 orang.
"Kami perbanyak supaya rasio antara orang terpapar dan yang di-trace bisa lebih meningkat," ujar Anies.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.