Penyakit kulit pun bak momok yang selalu membayang–bayangi Denny tiap kali masuk ke dalam selokan. Tak jarang sebelum Denny “nyebur” ke selokan, Denny membaluri badannya dengan minyak dan oli.
“Ini biar enggak gatal–gatal, ampuh juga” kata dia.
Baca juga: Pembangunan Kaki JPO Flyover Lenteng Agung dan Tanjung Barat Tunggu Pembebasan Lahan
Masalah tak sampai di situ, kadang bau selokan yang menempel di badan tak hilang–hilang. Bukan satu jam atau dua jam, bau selokan di badan bisa bertahan sampai dua minggu.
Tak jarang ketika sampai di rumah yang berkawasan di Pondok Cipta, Bekasi, keluarga sesekali mengeluhkan bau badannya. Sampai –sampai Denny harus pisah ranjang dengan istri.
“Iya terkadang harus pisah ranjang juga sama istri. Bagaimana, enggak sebanding kan dengan gaji saya?” kata Denny.
Walaupun tak sebanding, nyatanya Denny seperti menemukan kepuasan tersendiri dalam pekerjaan ini.
Tak melulu soal uang, Denny sudah merasa cukup kala pekerjaanya mendapatkan apresiasi dari warga. Banyak yang merekamnya bekerja dan mem-posting di media sosial merupakan sebuah penghargaan bagi Denny.
Ada warga yang memberikan hidangan seperti gorengan dan kopi saja sudah membuat Denny senang.
“Kita itu kerja jadi dihargai, dapat respect dari warga. Bahkan ada yang jauh-jauh datang dari Mampang bawa nasi kebuli buat kita. Kita merasa senang sekali,” kata Denny polos.
Dalam angannya, Denny tidak ingin berkutat di jasa ini saja. Dia ingin mengembangkan pelayanannya dengan mengabdi kepada Pemerintah Kota Bekasi.
Dia berharap bisa tergabung dalam petugas lapangan Dinas Kebersihan Kota Bekasi.
“Saya harapkan apresiasi dari pemerintah mungkin bisa diangkat jadi petugas Dinas Kebersihan jadi, lalu saya mempraktekan kinerja saya agar yang lain mengikuti,” kata Denny.
Denny yakin bisa menjadi contoh karena tak semua orang mau terjun ke dasar selokan seperti dirinya. Padahal permasalan utama dari banjir menurut dia pasti berawal dari selokan yang bermasalah.
Tak mau munafik, Denny menginginkan posisi ini karena dia yakin akan mendapatkan jaminan kesehatan yang layak. Dia hanya ingin bekerja dengan aman sehingga keluarga pun merasa nyaman.
“Ya demi kehidupan yang lebih baik pak, kesehatan kita dijamin, kesejahteraan anak istri terjaga. Kalau sekarang kan saya lepas. Kalau saya kenapa kenapa siapa yang mau tanggung jawab? Enggak ada,” tutup dia.
Itulah harapan Denny, seorang kepala keluarga yang hanya berharap dapat kehidupan layak dari pemerintah.
Walau tak pasti pemerintah akan melihat Denny yang ada di dalam got, Denny tetap berpegang teguh dengan pekerjaanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.