Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Blok M Mall Telah Mati | Produk Perancis di Indomaret Dibeli lalu Dibakar

Kompas.com - 06/11/2020, 07:04 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Blok M Mall saat ini seolah berubah menjadi kuburan. Era kejayaannya telah sirna, tak seperti yang terjadi pada 1990-an sampai 2000-an.

Dulu, Blok M Mall menjadi tempat favorit anak muda untuk berkumpul dan menghilangkan penat. Namun, saat ini keadaannya sudah jauh berbeda.

Para pedagang tak lagi melihat kerumunan pengunjung. Bahkan banyak toko yang ditutup. Kahar (62) adalah salah satu pedagang yang masih bertahan di Blok M Mall walaupun sepi pembeli.

Tokonya menjual kaus-kaus band aliran metal kenamaan dan celana jin. Sebut saja kaus Burgerkill edisi Adamantine European Tour 2018 yang terpajang di bagian depan tokonya.

Baca juga: Blok M, Fatmawati, dan Lebak Bulus Bakal Jadi Kawasan Berorientasi Transit

Dia tak pernah menduga Blok M Mall yang dulu ramai didatangi warga Ibu Kota kini telah sepi, bahkan tak ada pengunjung yang masuk ke dalam tokonya.

"Enggak nyangka Blok M Mall seperti ini mati. Dulu jalan aja susah, macet. Kalau dulu itu pengunjung seperti mau naik haji. Mau kencing aja susah jalan ke toilet. Bisa 15 menit sendiri," kata Kahar.

Berita Blok M Mall yang tak seramai era 1990-an menjadi berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang Kamis kemarin.

Baca juga: UPDATE 5 November: Ada 8.274 Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta

Berita lainnya yang menjadi berita populer adalah kisah seorang warga bernama Denny yang rela menyelam ke comberan demi memenuhi kebutuhan keluarga hingga 80 pengusaha hotel di Jakarta ajukan permohonan tak naikkan UMP DKI.

Berikut empat berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang Kamis kemarin:

1. Blok M Mall telah mati, dulu tongkrongan anak muda, kini seperti kuburan

Blok M Mall telah mati. Kejayaannya pada era 1990-an sampai 2000-an telah sirna. Blok M Mall tak lagi menjadi pilihan anak muda.

Kahar (62), Rabu (4/11/2020) sore, hanya berdiri di depan tokonya. Pandangannya terlihat kosong. Sesekali, ia berkata kepada satu dua orang yang lewat, "Silakan lihat-lihat dulu."

Tokonya menjual kaus-kaus band aliran metal kenamaan dan celana jin. Sebut saja kaus Burgerkill edisi Adamantine European Tour 2018 yang terpajang di bagian depan tokonya.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Bar dan Kafe di Blok M Ditutup Sementara

Kaus-kaus berjubel di tokonya, sedangkan di lorong mal hanya beberapa orang yang lewat tanpa memalingkan wajah ke arah tokonya.

"Hari ini baru laris satu. Blok M Mall itu sudah mati. Sebelum Covid-19, itu sudah mati. Paling orang-orang lewat Blok M Mall itu cuma transit. Udah enggak ada lagi yang beli,” ujar Kahar, penjual di Blok M Mall sejak 1992 saat ditemui, Rabu.

Blok M Mall dikenang sebagai pusat perbelanjaan era 1990 sampai 2000-an. Pemuda-pemudi dan keluarga dari berbagai kelas berbondong-bondong datang ke Blok M Mall. Saking hidupnya, Blok M Mall selalu penuh sesak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com