DEPOK, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Depok mendapati peningkatan secara perlahan untuk kampanye daring atau online jelang Pilkada Depok 2020.
Namun, Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antarlembaga Bawaslu Kota Depok Dede Slamet berujar, meningkatnya kampanye jelang Pilkada Depok masih disertai sejumlah catatan.
"Kampanye metode daring mengalami peningkatan walaupun masih belum sepenuhnya daring," ujar Dede melalui keterangan resmi, Jumat (6/11/2020).
"Masih terdapat titik kumpul massa untuk nonton bareng live streaming seperti yang dilakukan oleh pasangan calon 02 (Mohammad Idris-Imam Budi Hartono, red)," jelasnya.
Baca juga: Pilkada Depok, Idris Mengaku Perlu Genjot Kampanye di Belasan Titik
Di sisi lain, meningkatnya kampanye daring bukan berarti menjadi metode utama kampanye para kandidat di tengah pandemi Covid-19.
Lebih dari sebulan masa kampanye berlangsung, kampanye daring masih jadi metode kampanye yang paling tidak diminati oleh para pasangan calon.
"Hingga satu bulan tahapan kampanye, jumlah kampanye daring masih paling sedikit. Metode tatap muka dan pertemuan terbatas masih menjadi andalan para pasangan calon dan tim kampanye," ungkap Dede.
Hasil pengawasan Bawaslu di 11 kecamatan se-Kota Depok hingga kemarin, total ada 1.039 kegiatan kampanye para kandidat.
Sebanyak 75 persennya (777) adalah kampanye tatap muka dan dialog. Sebanyak 18 persen (189) merupakan penyebaran bahan kampanye.
Baca juga: Pilkada Depok: Dana Kampanye Idris Versus Pradi, Siapa Unggul?
"Penyebaran bahan kampanye menunjukkan peningkatan, biasanya dilakukan dalam bentuk door to door dengan membagikan bahan kampanye,yang paling sering yaitu stiker dan brosur visi misi paslon," jelas Dede.
Di bawahnya, ada metode pertemuan terbatas yang mengambil porsi 6 persen (58) dari keseluruhan kampanye.
Sementara itu, kampanye daring hanya menyumbang 1 persen atau 15 kegiatan selama sebulan lebih masa kampanye Pilkada Depok berlangsung.
Sebagai informasi, Pilkada Depok 2020 menjadi ajang tempur dua kandidat petahana yang memilih pisah ranjang untuk berebut kekuasaan pada pemungutan suara 9 Desember 2020 mendatang.
Baca juga: Pertarungan Dua Matahari di Pilkada Depok 2020
Wali Kota Depok Mohammad Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS, bakal berupaya menyongsong periode kedua kekuasaannya.
Ia akan berduet dengan kader PKS, Imam Budi Hartono yang telah 2 periode duduk di DPRD Jawa Barat.