Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuota Belum Terpenuhi, DKI Jakarta Akan Buka Rekrutmen Tahap II Pelacak Kontak Kasus Covid-19

Kompas.com - 06/11/2020, 15:35 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah selesai melakukan rekrutmen untuk tambahan tenaga pelacak kontak kasus Covid-19. Namun, kuota yang dibutuhkan belum terpenuhi sehingga akan dibuka lagi rekrutmen tahap dua.

Semula, Dinkes DKI menargetkan merekrut 1.545 pelacak kontak. Namun, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Dwi Oktavia Handayani menyebutkan, baru 1.200 pelamar yang memenuhi syarat administrasi.

"Hanya 1200-an yang memenuhi syarat administrasi dan lanjut tes tertulis. Jadi belum (memenuhi kuota)," kata Dwi kepada Kompas.com, Jumat (6/11/2020).

Dwi menilai waktu rekrutmen yang hanya berlangsung selama dua hari membuat jumlah pelamar minim.

Baca juga: Ini Alasan Pemprov DKI Buka Rekrutmen Relawan Covid-19

Ia mengatakan, sebenarnya ada 2.400 orang yang telah mendaftar secara online. Namun banyak yang tidak memenuhi syarat administrasi.

Misalnya banyak pelamar yang tidak berdomisili di DKI Jakarta. Selain itu, banyak juga yang tak memenuhi syarat dari segi pendidikan, yakni minimal DIII pendidikan kesehatan.

Oleh karena itu, Dinkes membuka berencana melakukan rekrutmen tahap kedua. Namun Dinkes akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat Pusat.

"Nanti kita akan rapatkan besama dengan pusat," katanya.

Jika sudah ada keputusan, maka rekrutmen tahap II akan diumumkan secara resmi di akun media sosial Dinkes DKI. 

Baca juga: Epidemiolog: Pelacakan Kontak Kasus Covid-19 di Jakarta Jauh dari Standar WHO

Relawan pelacak kontak yang terpilih nantinya akan ditempatkan di Puskesmas wilayah Jakarta. Relawan akan mendapatkan insentif Rp 300.000 per hari.

Anies Baswedan sebelumnya mengemukan, rekrutmen ini bertujuan untuk meningkatkan pelacakan kontak Covid-19 di Ibu Kota. Dia berharap rasio antara orang terpapar dan mereka yang dilacak dapat lebih meningkat.

Hingga saat ini, Anies mengeklaim rasio pelacakan kontak di DKI Jakarta adalah 1:8. Itu artinya, pada satu kasus Covid-19, ada 8 orang terdekat yang terdeteksi pernah berinteraksi.

Baca juga: Pemprov DKI Buka Lowongan 1.545 Pelacak Kontak Kasus Covid-19

"Kami perbanyak supaya rasio antara orang terpapar dan yang di-trace bisa lebih meningkat," ujar Anies.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai rasio pelacakan kontak di Jakarta masih rendah. Sebab, jika mengikuti standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), minimum rasio pelacakan kontak adalah 1:25.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com