Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.400 Orang Daftar Jadi Pelacak Kontak Covid-19 di Jakarta, Hanya Setengah yang Penuhi Syarat

Kompas.com - 06/11/2020, 15:42 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tak kurang dari 2.400 orang telah mendaftar untuk menjadi relawan pelacak kontak kasus Covid-19 di Jakarta. Namun dari jumlah itu, hanya setengahnya yang memenuhi syarat administrasi.

"Yang daftar awal 2.400-an, hanya 1.200-an yang sampai mengikuti ujian tulis," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Handayani saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/11/2020).

Dwi mengatakan, banyak pelamar yang tidak memenuhi syarat dalam hal domisili. Padahal, dalam pengumuman yang disampaikan sudah jelas bahwa relawan harus berdomisili di DKI Jakarta.

"Karena kan kita tidak menyediakan tempat menginap. Jadi rumahnya memungkinkan pulang pergi. Tapi yang lamar sampai ada yang jauh," katanya.

Baca juga: Kuota Belum Terpenuhi, DKI Jakarta Akan Buka Rekrutmen Tahap II Pelacak Kontak Kasus Covid-19

Selain itu, ada juga yang tak memenuhi syarat dari segi pendidikan. Syarat menjadi pelacak kontak adalah minimal DIII pendidikan kesehatan.

"Kemarin ada yang latar pendidikannya macam-macam, bukan hanya yang tergolong sebagai nakes," katanya.

Oleh karena itu, hanya 1.200 orang yang melanjutkan ke tahap selanjutnya, yakni tes tertulis. Tes tertulis dilakukan secara online.

"Hasil ujian tulisnya sudah masuk ke kita. Lalu kita teruskan ke pusat karena proses perjanjian kerja samanya dengan Satgas Pusat. Keputusan finalnya di pusat," ujarnya.

Baca juga: Petugas Pelacak Kontak Diharapkan Bisa Tingkatkan Deteksi Kasus Covid-19

Relawan pelacak kontak yang terpilih nantinya akan ditempatkan di Puskesmas wilayah Jakarta. Relawan akan mendapatkan insentif Rp 300.000 per hari.

Dwi mengakui hasil rekrutmen ini belum memenuhi kuota yang ditargetkan. Semula, Dinkes DKI menargetkan merekrut 1.545 pelacak kontak.

Oleh karena itu, Dinkes membuka kemungkinan untuk melakukan rekrutmen tahap kedua.

"Mungkin nanti kita akan rapatkan besama dengan pusat," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengemukan, rekrutmen ini bertujuan untuk meningkatkan pelacakan kontak Covid-19 di Ibu Kota. Dia berharap rasio antara orang terpapar dan mereka yang dilacak dapat lebih meningkat.

Hingga saat ini, Anies mengeklaim rasio pelacakan kontak di DKI Jakarta adalah 1:8. Itu artinya, pada satu kasus Covid-19, ada 8 orang terdekat yang terdeteksi pernah berinteraksi.

"Kami perbanyak supaya rasio antara orang terpapar dan yang di-trace bisa lebih meningkat," ujar Anies.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai rasio pelacakan kontak di Jakarta masih rendah. Sebab, jika mengikuti standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), minimum rasio pelacakan kontak adalah 1:25.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com