Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumahnya Digusur 4 Tahun Lalu, Begini Kehidupan Nenek Sapati Sekarang di Kampung Akuarium

Kompas.com - 06/11/2020, 21:28 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak terasa sudah empat tahun yang lalu alat berat meratakan Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara. Ya, kampung ini rata dengan tanah pada tahun 2016.

Hingga kini Nenek Sapati (73) masih di antara rela dan tidak rela mengikhlaskan tiga rumahnya digusur.

Dahulu, kehidupan Sapati cukup tentram. Dia mengisi hari sambil berjualan gorengan dan rutin mendapatkan uang dari penghuni kontrakan yang menempati salah satu rumahnya.

Baca juga: Kala Nelayan Kampung Akuarium Tak Lagi Melaut akibat Reklamasi Teluk Jakarta dan Pandemi

Namun, penggusuran Kampung Akuarium bak mimpi buruk yang mengusik lelapnya.

"Saya sudah 30 tahun di sini, tadinya sudah lumayan lah hidup saya. Rumah sudah tiga, sudah dikontrakkin, saya usaha gorengan juga agak mendingan. (Imbas) dari gusuran ini jadinya sengsara sekali," kata Sapati saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (6/11/2020).

"Rumah saya kena gusur semua tiga-tiganya. Usahanya, rumahnya semua kena gusur, mana enggak dapet apa-apa, enggak dapet ganti rugi," keluhnya.

Baca juga: Kisah Kakek Suharto Hidupi Istri dan 6 Anak dengan Rp 20.000 Per Hari di Masa Pandemi

Sapati menghela napas dalam-dalam. Wajahnya yang sudah penuh kerutan tampak memelas ketika mengingat kembali memori kelam penggusuran itu.

Sambil mengulek sambal untuk santap malam, Sapati melanjutkan ceritanya.

Dari kisahnya tergambar bahwa Sapati adalah salah satu warga yang bertahan meski harus tinggal di atas puing-puing Kampung Akuarium.

Saat ini, ia bersama sang suami tinggal di shelter yang dibangun Pemprov DKI untuk para warga Kampung Akuarium yang rumahnya digusur.

Pembangunan shelter di Kampung Akuarium Sudin Kominfotik Jakarta Utara Pembangunan shelter di Kampung Akuarium

"Ini rumah dari pemerintah, di sini kami bertahan, habis di rusun jauh, tadinya yang bertahan cuma berempat saya suami saya sama tetangga terus yang lain pada ikutan," tutur Sapati.

Rumah Sapati hanya memiliki luas 3,5x6,5 meter persegi, berbahan dasar tripleks pada bagian dinding.

Sebagai pengingat, Pemprov DKI menggusur Kampung Akuarium di bawah pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016.

Baca juga: Riwayat Kampung Akuarium, Digusur Ahok, Kini Akan Dibangun Ulang Anies

Kini, Gubernur Anies Baswedan berjanji akan mengembalikan hunian warga dengan membangun rumah susun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com