JAKARTA, KOMPAS.com - Begitu banyak kenangan yang muncul ketika mendengar Blok M Mall.
Musik, fesyen, kuliner, cinta, dan pergaulan anak muda menjadi bagian yang terlepaskan dari Blok M Mall.
Setidaknya itulah kenangan yang melekat di benak generasi 90-an.
Blok M Mall adalah salah satu kiblat anak muda era 1990 sampai 2000-an.
Saban hari Blok M Mall sudah ditunggu-tunggu anak muda. Acapkali, mereka berbondong-bondong untuk datang ke Blok M Mall.
"Dulu Blok M Mall belum buka aja, yang datang udah nungguin pintu dibuka," ujar Rohman (52), petugas satpam yang sudah bekerja sejak Blok M Mall dibuka pada 1992.
Baca juga: Blok M Mall Telah Mati, Dulu Tongkrongan Anak Muda, Kini seperti Kuburan
Blok M Mall dulu adalah pusat segalanya. Pengunjung bisa makan, belanja, atau sekadar nongkrong.
Pengunjung tak hanya anak muda, melainkan juga orangtua yang membawa anaknya berjalan-jalan.
Sebelum merebaknya mal-mal di Jakarta, Blok M Mall adalah pusat daya tarik di Ibu Kota.
Kemudahan akses menuju Blok M Mall didukung oleh Terminal Blok M.
"Blok M Mall banyak banget sih kenangannya. Itu adalah pusat kota buat gue sampai masa kuliah. Enggak kenal tuh yang namanya Grand Indonesia, haha," ujar Eveline Isnaini (31), warga Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Buat anak-anak yang tumbuh di era 1990-an, Blok M Mall seperti pusat hiburan.
Sebagian besar orangtua mengajak anak-anaknya ke Blok M Mall untuk sekadar berjalan-jalan di akhir pekan atau sedang awal-awal masa gajian.
"Dulu kan di Jakarta Selatan hiburannya cuma di Blok M Mall, selain ke Kebun Binatang Ragunan," ujar Sri Wahyuningsih (57), mantan warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Blok M Mall Telah Mati | Produk Perancis di Indomaret Dibeli lalu Dibakar
Dulu Sri mengajak anak-anaknya untuk cuci mata dan wisata kuliner di Blok M Mall.
Es krim dan ayam goreng Restoran McDonalds Melawai menjadi pilihan Sri dan anaknya setelah berjalan-jalan di Blok M Mall.
Namun, tak hanya bagi warga Kebayoran Baru. Eveline juga demikian.
"Sejak kecil, gue kalau belanja baju Lebaran atau beli sepatu pasti dibawa ke Blok M Mall. Jadi itu tempat yang gue nanti-nantikan setiap tahunnya," kata Eveline.
Baca juga: Blok M Mall, Dulu Ramai karena Peran Terminal Blok M
Saat mulai dewasa, Eveline juga selalu belanja ke Blok M Mall. Keperluan baju, buku, event, pasti dibeli di Blok M Mall.
"Pengalaman gue di Blok M Mall enggak jauh-jauh dari belanja sih. Di sana lengkap banget kan. Apa aja ada," tambah Eveline.
Eveline bersama keluarganya pergi ke Blok M Mall untuk membeli barang-barang dan tawar menawar dari satu penjual ke penjual lain.
Ia sering ke sana sejak masa SMA sampai awal-awal masa kuliah. Sebab, sekolahnya dekat dengan Blok M Mall.
"Dulu belum terlalu kenal brand, jadi gue suka banget belanja di Blok M Mall," ujar Eveline.
Baca juga: 7 Kuliner di Melawai Blok M, Ada Sate Sambas dan Ah Resto Cafe
Blok M selalu menjadi pilihan warga. Saat itu, Blok M Mall ramai pengunjung. Jelang Lebaran adalah puncak keramaian mal tersebut.
"Dulu kalau mau jalan aja sampai susah saking ramainya," ujar Sri.
Ngabuburit ke Blok M Mall pada bulan puasa juga jadi pilihan.
Masyarakat biasanya berbuka bersama di lobi Terminal Blok M.
Suara lagu-lagu dari Metallica, Gun N Roses, Dewa 19, Padi, Slank, dan Sheila On 7 selalu hadir di Blok M Mall.
Baju-baju berwarna hitam yang identik dengan musik kencang bisa mudah ditemukan di sana.
Adapula penjual kaset-kaset yang beberapa juga menjajakan kaset bajakan.
Era 1999 sampai 2000-an, Blok M seperti labirin yang penuh pedagang kaki lima.
Mereka mengisi jalan yang seharusnya menjadi jalur kendaraan bermotor lewat.
"Bila kita telusuri kembali, Blok M Mall mempunyai lorong untuk akses ke terminal. Sebelum kita menginjak kaki untuk turun ke lorong tersebut, telinga kita akan disuguhi lagu bernuansa pop dan hardcore," ujar Mandra Pradipta (31), warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca juga: Blok M, Fatmawati, dan Lebak Bulus Bakal Jadi Kawasan Berorientasi Transit
Mandra ingat betul kenangan yang tak terlupakan di Blok M, seperti membeli kaset-kaset serta kaus beraliran hardcore dan metal.
Tentunya juga, makan di restoran cepat saji di Blok M Mall.
"Tak hanya itu, sebelum era digital seperti sekarang, kadang ada pedagang yang menyediakan download lagu MP3 ketika era Nokia berjaya. Bahkan, sampai ke nada dering juga bisa," kata Mandra.
Penyedia jasa download MP3 memang bisa dengan mudah ditemui di Blok M Mall.
Mereka bisa terlihat sejak di pintu masuk lorong Blok M Mall di sisi barat dan timur.
Mereka menawarkan harga yang bervariasi. Umumnya Rp 10.000 untuk berpuluh-puluh lagu.
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Bar dan Kafe di Blok M Ditutup Sementara
Maklum, internet adalah hal yang mewah pada zaman itu.
Pelanggannya biasanya dari kelas menengah ke bawah. Mereka mengantre untuk mendapatkan lagu-lagu terfavorit.
Blok M Mall telah menjadi bagian dari perkembangan sosial budaya di Jakarta.
Blok M Mall punya tempat di hati dan memori masyarakat Jakarta.
Namun, Blok M Mall kini sepi bagai kuburan.
Akankah Blok M Mall kembali hidup seperti era 1990 sampai 2000-an?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.