JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pekikan "Omnibus Law? Cabut!", sebuah kardus bekas diedarkan di tengah-tengah massa aksi.
Di kardus tersebut, tertulis "Aksi penggalangan dana Jamkeswatch Peduli. Ananda Habib Pranata (pasien dari Bengkulu). Penderita penggumpalan darah di otak".
Secara bergantian, massa aksi yang terdiri dari berbagai organisasi buruh mengisi kardus tersebut dengan lembaran uang.
Berdasarkan keterangan seorang perwakilan organisasi FSPMI, Muadzim, uang yang tekumpul di kardus tersebut akan ditujukan kepada seorang bocah berusia 10 tahun, Habib Pranata. Ia menderita penggumpalan darah di otak.
"Radang otak, (menyebabkan) kelumpuhan," ujar Muazim.
Baca juga: Buruh Minta Fraksi Demokrat dan PKS Inisiasi Legislative Review UU Cipta Kerja
Muazim menjelaskan bahwa penyakit tersebut diderita oleh Habib sebab ia terjatuh ketika sedang diayun-ayun oleh seorang nenek yang tinggal bersamanya.
"Kebetulan si anak ini itu dibuang oleh orangtuanya. Ini saya cerita apa adanya, si anak ini dibuang. Lalu ditemukan sama si nenek. Sampai si nenek itu berkorban segalanya, berani jual rumah, jual semua,"ujarnya.
Menurut penjelasan Muadzim, Habib sekarang tinggal bersama seorang nenek yang menemukannya ketika ia ditelantarkan oleh keluarganya dahulu.
"Sebenarnya kalau menurut cerita si nenek waktu ditemukan itu normal cuma jatuh dari ayunan. Tau kan orang zaman dulu anak tuh diayun, perkembangannya jadi seperti itu," tambahnya.
Untuk diketahui, Habib dan sang nenek berasal dari Bengkulu.
Setelah Habib jatuh sakit, sang nenek membawanya ke Jakarta untuk berobat.
"Kebetulan awalnya berobat sendiri tuh dengan biaya pribadi, begitu nyampe di Jakarta di RSCM," ujarnya
Baca juga: Klarifikasi Satgas: Pemerintah Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Covid-19
Namun, kini pihak Jamkeswatch membantu pengobatan Habib.
"Jadi berjalannya waktu, si nenek kehabisan dana ketika kita sudah backup secara administrasi. Karena kita, teman-teman juga setiap harinya pendampingan. Kita tengokin, kita tahu kondisi nenek di RS, jadi kita berinisiatif untuk penggalangan dana," kata Muadzim.
Penggalangan dana tersebut dikelola oleh Jamkeswatch, salah satu pilar di bawah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Muadzim menjelaskan bahwa pihaknya telah dua kali membuka penggalangan dana untuk Habib.
Kini, telah terkumpul sekitar Rp 7.000.000 untuk pengobatannya.
"Kita ngecrek sudah beberapa kali untuk beberapa pasien. Untuk Habib sudah dua kali, jadi pas November tahu kemarin kita galang. Kita ngadain aksi di CFD," kata Muadzim.
Penggalangan dana tersebut dikelola oleh Jamkeswatch, salah satu pilar di bawah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Penggalangan dana digelar pada saat aksi tolak UU Cipta Kerja dilaksanakan di depan Gedung DPR RI, Senin (9/11/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.