Tak heran, harga penjualan ikan cupang melesat tinggi.
“Di tempat saya, dulu biasanya saya jual paling mahal katakanlah Rp 250.000. Itu sekarang yang segitu bisa mencapai Rp 4 juta - Rp 5 juta. Pergerakan sampai segitu,” jelas Dani.
Seorang penjual dan pembudidaya cupang lainnya, Dapot, mengaku bahwa omzetnya ketika pandemi meningkat hingga 1000 persen.
“Dulu itu misal ya, kami sebulan Rp 5 juta, sekarang ya bisa dibilang naik 1000 persen,” ujarnya.
Melihat naiknya pamor ikan cupang, tak sedikit yang mulai mencoba peruntungan bisnis ini.
Terutama, karena pandemi Covid-19 juga berdampak bagi keadaan finansial masyarakat.
“Yang beli itu diawali dengan bukan orang yang seneng dulu, tapi dengan orang yang berhenti kerja, pengin cari usaha, usaha yang sekaligus jadi hobi dan usaha, masuk mereka ke situ,” jelas Dani.
“Ada itu yang guru, terus ya pandemi ini, coba langsung jualan cupang. Sukses. Ada juga karyawan-karyawan itu pada nyobain jualan cupang, pada seneng, karena pendapatannya juga besar,” ujarnya.
Baca juga: Awalnya Iseng Koleksi Ikan Cupang Saat Pandemi, Pemuda Ini Raup Omzet Rp 40 Juta Per Bulan
Dani menjelaskan bahwa bisnis ikan cupang menjadi lebih mudah, karena kini dipasarkan melalui dunia digital sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat dijangkau.
“Mereka mampu ngangkat harga cupang, karena munculnya itu juga lewat online. Banyak yang jualan online. Sebelum pandemi, udah lewat online, tapi biasa-biasa aja pergerakannya,” tambahnya.
Melalui berbagai platform, para pedagang ikan cupang memperluas jangkauan konsumennya.
“Motor penggerak itu dunia online, Instagram, Facebook, dan itu dikelola oleh orang-orang muda. Itu yang bikin booming,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.