Misar (45), salah satu korlap Pasar Induk Kramatjati, mengungkapkan bahwa ada dua korlap di pasar tersebut.
"Korlap terbagi menjadi dua, lantai atas dan bawah. Saya yang lantai atas," tutur dia.
Baca juga: Hoaks, Pasar Kramatjati Ditutup karena Ada Penyemprotan Disinfektan
Selain menarik sekian dari pendapatan kuli panggul, korlap juga bertugas mengatur shift.
"Ada dua shift, pagi dan malam. Shift pagi dari pukul 10.00 hingga 16.00 WIB, shift malam dari pukul 22.00 hingga 03.00 WIB," kata Misar.
Shift pagi biasanya untuk barang-barang sembako, sedangkan shift malam untuk sayur-sayuran.
Encep mengaku, selama ia menjadi kuli panggul di Pasar Induk Kramatjati, tidak ada jaminan kesehatan yang ia dapatkan, terlebih di masa pandemi.
"Selama 35 tahun kerja di sini, tidak ada dari Dinas Kesehatan datang ke sini," kata Encep.
Encep pun berharap, ada perwakilan Dinas Kesehatan mengecek kesehatan teman-temannya.
"Ya, sesekali lah ke sini untuk mengecek kesehatan kuli panggul," harap dia.
Encep adalah salah satu kuli panggul yang menginap di Pasar Induk Kramatjati.
Istri dan anaknya di Bogor. Pulang setiap hari membuat uangnya cepat habis.
"Bayangkan dari sini ke Bogor, bisa hampir Rp 30.000 ongkosnya," kata bapak tiga anak tersebut.
"Pendapatan pas-pasan, mau enggak mau tidur di pasar. Makan seadanya, dicukup-cukupin," tutur Encep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.