Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Beban Kuli Panggul Pasar Kramatjati Mencari Sesuap Nasi Terasa Lebih Berat di Masa Pandemi

Kompas.com - 10/11/2020, 17:25 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasyid (47) mengeluh di sela-sela waktu istirahatnya. Puluhan kardus berisi sembako sudah ia panggul.

"Aduh, panas banget," ucap dia di bawah terik matahari yang menyengat di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (10/11/2020) siang.

Rasyid sudah bekerja sebagai kuli panggul selama 20 tahun. Namun, baru kali ini ia merasakan pendapatannya anjlok.

"Bingung kalau pendapat menurun seperti ini," kata dia.

Baca juga: Pandemi yang Bikin Pendapatan Kuli Panggul Pasar Induk Kramatjati Anjlok...

Pasar Induk Kramatjati tetap beroperasi selama pandemi. Namun, berdasarkan pengamatan Kompas.com, Selasa siang, banyak toko yang tutup.

Tempat cuci tangan tersedia di setiap sudut pintu masuk.

Poster imbauan "kawasan wajib masker" juga bertebaran. Pengunjung tidak ramai seperti biasanya.

Kuli panggul yang lain, Encep (56) juga merasakan imbas sepinya pasar.

Selama pandemi, ia mengaku pendapatan rerata per harinya hanya mencapai Rp 50.000.

Padahal, sebelum pandemi, Encep bisa meraup uang hingga Rp 100.000 per hari.

Baca juga: Pedagang Ayam Potong di Kramatjati Terima Banyak Pesanan Online Saat Pandemi Covid-19

Pandemi dan sepinya pasar membuat jam kerjanya juga menjadi berkurang.

"Kerja seminggu bisa cuma tiga hari kerja, sebelum pandemi bisa lima sampai enam hari kerja," kata Encep.

Kuli Panggul Setor Uang ke Korlap

Penampakan beberapa toko tutup di Pasar Kramat Jati, Selasa (10/11/2020) siang WIB.KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD Penampakan beberapa toko tutup di Pasar Kramat Jati, Selasa (10/11/2020) siang WIB.

Encep mengatakan, pendapatan per hari tidak semua ia kantongi.

"Sebanyak 20 persen harus diberikan ke koordinator lapangan (korlap). Jadi kalau per hari dapat Rp 50.000, ya berarti Rp 10.000-nya disetorkan," kata pria asal Bogor itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com