Menurut Dicky, kerumunan dalam bentuk apapun sangat berpotensi menimbulkan klaster baru.
"Tentu ini sangat amat mungkin terjadi kasus," katanya pada Kompas.com, Selasa (10/11/2020).
Dia menjelaskan, saat ini wilayah di Indonesia belum aman karena kasus Covid-19 belum terkendali. Hal itu dibuktikan dengan positivity rate yang masih tinggi.
Seperti di Jakarta, kata dia, perbandingan antara orang yang dites dengan orang yang terkonfirmasi positif belum mencapai 5 persen.
Selain itu massa yang datang juga tidak diketahui dari mana saja sehingga potensi penularan sangat besar dan pelacakan menjadi sulit.
Walaupun setelah terjadi keramaian nanti tidak terlihat kluster penularan Covid-19, namun hal itu bukan berarti aman.
"Klasternya kok tidak terlihat di kasus ini, masalahnya karena rendahnya testing. Ini bukan berarti aman," ujarnya.
Bahayakan nyawa
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga memberikan tanggapan atas kerumunan penjemputan Rizieq Shihab.
Baca juga: Tanggapi Penjemputan Rizieq Shihab, Satgas Minta Publik Tak Sepelekan Covid-19
Kendati demikian, ia tak membeberkan secara rinci apa langkah yang dilakukan Satgas.
Saat ditanya apa langkah Satgas soal kerumunan itu, ia hanya mengimbau masyarakat agar tak menyepelekan penularan Covid-19 yang masih terjadi di Indonesia.
"Saya imbau bagi seluruh elemen masyarakat agar memiliki kepedulian bahwa kita masih berada dalam kondisi pandemi. Covid-19 penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak terlihat," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Wiku meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan meskipun tak mengalami gejala Covid-19.
Ia menambahkan, pengabaian terhadap protokol kesehatan seperti tak menjaga jarak ditambah dengan tak mengenakan masker akan meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Hal tersebut tak hanya berdampak pada diri sendiri. Namun juga kepada keluarga di rumah yang bisa jadi lebih rentan tertular Covid-19, lantaran mengidap penyakit komorbid.
"Kelalaian ataupun ketidakpedulian terhadap kondisi ini serta terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa manusia. Tidak hanya diri kita namun keluarga di rumah dan juga orang yang berada di sekitar kita," kata Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.