Salah satunya, masukan dari Kemendikbud bahwa simulasi KBM tatap muka di sekolah sebenarnya cukup selama tiga hari.
“Ternyata kita mendengar juga dari pak Dirjen SMP Kemendikbud, dia menyampaikan kepada kami, dianggap cukuplah termasuk tenaga ahli Kemendikbud simulasi dianggap cukup tiga hari saja. Maka kita harus mendengar arahan-arahan dari organisasi vertikal dari Kemendikbud,” kata Uu.
2. Wali Kota ingin gelar KBM tatap muka
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi ingin kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan kembali.
Hal tersebut melihat dari tren penyebaran Covid-19 yang mulai turun di kota Bekasi.
"Kalau menurut saya, sekolah juga sudah bisa dilakukan. Daripada kondisi daring bikin anak-anak malas dan tidak bergerak," kata Pepen saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020).
Baca juga: Wali Kota Bekasi Sebut Kegiatan Belajar Tatap Muka Sudah Bisa Digelar
Pria yang akrab disapa Pepen itu menyinggung tingginya angka kesembuhan dan rendahnya presentase kematian pasien Covid-19 di Kota Bekasi.
"Angka kesembuhannya 93 persen. Angka kematiannya 2 persen, pasien (kasus) aktif 5,2 persen," ujar dia.
Pada Agustus lalu, Rahmat mengatakan, penyelenggaraan KBM tatap muka bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Kota Bekasi.
Dalam simulasi inilah murid-murid dilatih untuk terbiasa menjalani protokol kesehatan saat berada di sekolah.
Mulai dari mengenakan masker, rajin cuci tangan, hingga jaga jarak dalam berinteraksi dengan teman dan guru.
“Simulasi itu melihat kemampuan. Tetapi kalau Kementerian tidak mengizinkan, ya sebagai kepala daerah sudah selesai. Artinya kami kan sudah membuat tahapan-tahapan proses meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Bekasi tetapi ada alur yang harus kita lalui,” kata Rahmat.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan