Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pabrik Madu Palsu Beromzet Ratusan Juta Rupiah di Kembangan

Kompas.com - 11/11/2020, 19:02 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com  - Sebuah "pabrik" madu palsu di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, digerebek aparat Polda Banten pada Rabu (4/11/2020) pekan lalu.

Di tempat tersebut, TM (35) meracik satu ton madu palsu tiap harinya untuk dipasok ke Banten.

Pabrik itu berlokasi di Jalan SMA 101 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat."Seorang warga yang tinggal di sekitar tempat itu menyatakan tak tahu tentang keberadaan tempat pengolahan madu palsu tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Baru Madu Palsu Khas Banten, Ternyata Diotaki oleh Penjual Mi Ayam

Di dalam rumah kontrakan yang disulap menjadi pabrik tersebut, puluhan drum berisikan campuran madu palsu disusun. Bau menyengat keluar dari cairan madu palsu itu.

Banyak lalat mati mengambang di atas cairan madu palsu tersebut.

Di bagian belakang kontrakan, terdapat satu ruangan khusus yang digunakan TM untuk memasak cairan madu palsu.

Lantai tempat itu pabrik lengket dan kotor, dampak tumpahan cairan campuran madu palsu.

"Bisa dilihat di sini tidak steril sama sekali," kata Kasubdit Indag 1 Direktorar Reserse dan Kriminal Khusus Polda Banten, Doffie Fahlevi.

Doffie menjelaskan, dalam satu kali produksi, TM menghasilkan omzet sebesar Rp 600 juta.

"Apabila usaha dijalankan selama 1 tahun maka omset penjualan madu palsu tersebut dapat menghasilkan lebih dari Rp 8 miliar," ujar Doffie.

Untuk memasarkan madu, TM dibantu dua orang rekannya yang telah diringkus polisi di Banten.

Madu palsu yang dijajakan oleh TM (35). Madu tersebut diproduksi di salah satu rumah kontrakan di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Polisi berhasil menangkap pelaku pada Rabu (4/11/2020).Kompas.com/Sonya Teresa Madu palsu yang dijajakan oleh TM (35). Madu tersebut diproduksi di salah satu rumah kontrakan di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Polisi berhasil menangkap pelaku pada Rabu (4/11/2020).

Campurkan bahan berbahaya

Untuk memproduksi madu palsu itu, TM menggunakan glukosa, fruktosa, dan molase.

"Molase tersebut merupakan salah satu campuran pakan ternak sehingga berbahaya buat dikonsumsi," ujar Doffie.

Tak heran, konsumen madu palsu tersebut menderita muntah-muntah.

Awalnya, TM akan memasak glukosa dan fruktosa agar mudah tercampur.

Baca juga: Tipu-tipu Madu Palsu...

Untuk menghasilkan warna dan kekentalan seperti layaknya madu, TM akan mencampurkan molase.

Campuran tersebut dikemas ke dalam botol sehingga menyerupai madu asli.

TM mengaku, ia awalnya seorang pedagang mie ayam. Namun, karena permintaan madu yang tinggi di masa pandemi Covid-19, ia memutuskan untuk memproduksi madu palsu.

"Mulai jualan saat pandemi karena madu bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ujar Doffie.

Tersangka memproduksi madu palsu setelah mengetahui caranya dari lingkungan sekitar.

TM dan dua rekannya kini terancam hukuman lima tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com