"Jadi kami harapkan korban yang merasa pernah dibegal silakan datang ke Polda Metro Jaya untuk melapor," kata Yusri.
Selain itu, polisi juga mengimbau pesepeda untuk tidak gowes sendirian.
Menurut dia, sebelum pandemi Covid-19, para pesepeda yang gowes secara berkelompok tidak pernah menjadi sasaran kejahatan.
Baca juga: Polisi Sita 71 Ponsel dari Pelaku Begal Pesepeda, Korban Bisa Ambil di Polda Metro
Namun, sejak pandemi, banyak pesepeda yang gowes sendirian saat berangkat ke tempat kerja atau pun pulang ke rumah. Hal itulah yang membuat pesepeda menjadi incaran.
"Jadi sebisa mungkin bersepedalah secara berkelompok, minimal 3-4 orang," ujarnya.
Pesepeda juga diminta menghindari wilayah dan jam-jam rawan.
Yusri mencontohkan, jalur yang rawan begal, misalnya sepanjang Blok M sampai Stasiun Kota. Adapun jam rawan adalah pukul 06.00-10.00 WIB.
Ia memastikan polisi juga sudah menambah personel untuk patroli di area dan jam rawan. Namun, kewaspadaan masyarakat juga menjadi kunci untuk menghindari kejahatan.
Baca juga: Dua Pelaku Begal Pesepeda Perwira Marinir Positif Pakai Narkoba
Terakhir, polisi mengimbau pesepeda jangan memperlihatkan barang berharga saat bersepeda, apalagi sampai foto-foto dan selfie.
Yusri meminta pesepeda menyimpan barang berharga di tempat yang aman dan sulit dijangkau oleh pelaku begal.
"Jangan sampai kita justru memberi begal kesempatan. Mereka boleh punya niat keluar rumah mau membegal, tapi kalau kesempatan itu tidak ada, kejahatan tidak akan terjadi," ujarnya.
Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, maraknya aksi penjambretan yang menyasar pesepeda di Ibu Kota terjadi lantaran munculnya biaya sosial atau social cost dari gaya hidup bersepeda.
Adrianus menjelaskan, saat ini, bersepeda lebih dianggap sebagai gaya hidup dibandingkan hobi atau kebutuhan.
"Maka wajar bila muncul social cost atau biaya sosial. Kejadian-kejadian penjambretan itu adalah biaya sosial yang harus dipikul," tutur Adrianus.
Adrianus menambahkan, modus para pelaku penjambretan adalah grab and run atau merampas kemudian lari yang membutuhkan kecepatan serta unsur dadakan.
Baca juga: Polisi Tangkap Dua Pelaku yang Nyaris Begal Anggota Marinir Saat Bersepeda
Unsur kecepatan diperoleh dari penggunaan sepeda motor. Kendaraan ini dimanfaatkan oleh pelaku karena cepat dan dapat masuk ke jalan sempit atau gang-gang perumahan.
Sementara unsur dadakan dapat diperoleh dari situasi yang ramai, karena orang tidak akan mengira atau menduga akan ada aksi kejahatan.
Adrianus pun berharap, dengan maraknya pembegalan terhadap pesepeda ini, para pesepeda bisa menerapkan gaya hidup yang tak mencolok.
"Setelah ada kejadian-kejadian tersebut yang lalu diberitakan, pasti para pegowes berubah dan lebih berhati-hati," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.