Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNJ: Jakarta Tak Raih "City of Intellect" karena Kurang Aman dan Biaya Hidup Mahal

Kompas.com - 12/11/2020, 14:07 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjelaskan alasan Jakarta tidak meraih penghargaan "Kota Mahasiswa" atau "City of Intellect".

Guru Besar UNJ Hafid Abbas mengatakan, ada lima indikator dalam menentukan kota yang berhak meraih penghargaan City of Intellect.

Lima indikator itu adalah suatu kota mempunyai minimal tiga perguruan tinggi negeri/swasta berakreditasi A, aman, biaya hidup murah dan terjangkau, pencari kerja mudah mencari pekerjaan, dan mempunyai beragam daya tarik budaya serta seni dan alam yang manjadi magnet bagi wisatawan.

Menurut Hafid, Jakarta jatuh di dua indikator, yakni pada soal keamanan dan biaya hidup.

"Saya tanya Bareskrim Polri, per 16 menit, selalu ada kasus kriminal," kata Hafid kepada Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

"Untuk biaya hidup, Jakarta juga paling mahal dibanding kota-kota lain (yang masuk 10 besar City of Intellect)," tambah dia.

Baca juga: Jakarta Tak Meraih City of Intellect, UNJ Jelaskan 5 Indikator Penghargaan

Kota Semarang meraih juara pertama penghargaan City of Intellect tahun ini. Jakarta berada di posisi nomor delapan.

Hafid juga mengungkapkan, Jakarta merupakan megacity dan tidak bisa dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia, sehingga hal itu berdampak pada anjloknya indikator keamanan dan biaya hidup.

Baca juga: Megawati: Jakarta Seharusnya City of Intellect, Ini Jadinya Amburadul...

Megacity ialah kota besar dengan lebih dari sepuluh juta penduduk. Berdasarkan data BPS pada 28 September 2020, Jakarta memiliki 10.644.986 penduduk.

"Namun, saya berharap, pembangunan di Jakarta makin baik. Contoh baiknya ada pengelolaan sampah menjadi energi listrik," kata Hafid.

Pemberian penghargaan City of Intellect menjadi pembicaraan masyarakat setelah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengatakan, semestinya  Jakarta bisa menjadi City of Intellect jika ditata dengan baik.

Mega sampaikan hal itu saat menerima penghargaan City of Intellect dari UNJ untuk Kota Semarang yang dipimpin kader PDI-P, Hendrar Prihadi.

"Saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul. Karena apa, ini tadi seharusnya City of Intellect ini dapat dilakukan tata kotanya, masterplan-nya, dan lain sebagainya," ujar Mega dalam pidato yang ditayangkan secara daring, Selasa lalu.

Mega mengatakan tujuan penataan DKI Jakarta harus dirumuskan secara jelas. Ia pun berharap para akademisi turut terlibat dalam pembangunan DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com