JAKARTA, KOMPAS.com - Warkuatno (41) tampak berjalan tertatih-tatih menyusuri Jalan Fatmawati Raya, Jakarta Selatan.
Bising suara knalpot serta aspal panas jalan di selatan Jakarta menjadi kesehariannya.
Dengan kostum badut poni, Warkuatno berjuang untuk menafkahi istri dan anak tercinta.
Sore itu, Warkuatno berjalan bersama anak perempuan kesayangannya bernama Bunga (9). Tangan Warkuatno menggenggam erat tangan Bunga.
Dari kejauhan, Warkuatno juga tampak memegang ember kecil.
“Dia (Bunga) minta ikut. Pokoknya mau ikut. Sampai nangis. Kalau dilarang ngamuk dia. Dia nangis kenceng. Saya malu sama tetangga kalau dilihat nangis,” ujar Warkuatno saat berhenti sejenak di pinggir jalan.
Baca juga: Tipuan Madu Palsu: Diproduksi di Pabrik Kotor dan Timbulkan Masalah Kesehatan
Bunga tak ingin jauh dari ayahnya. Saat beristirahat, Bunga terus memeluk ayahnya. Soal jalan kaki, Bunga tak banyak bicara dan bercerita.
Warkuatno tinggal di daerah Pasar Minggu. Rute perjalanan Warkuatno dengan kostum badut dimulai dari Pasar Minggu - Ampera - Jeruk Purut - Pasar Cipete Selatan - Cipete Raya - Fatmawati - Blok A - Polres Metro Jakarta Selatan - Blok - A - Pasar Minggu.
Rute puluhan kilometer tersebut ditempuh dengan berjalan kaki.
Perjalanan Warkuatno dimulai setiap hari pada siang hari. Pekerjaan menjadi badut sudah Warkuatno lakoni selama dua bulan terakhir.
Kini, dari kostum badut berwarna pink itulah Warkuatno mendapatkan rezeki untuk menghidupi keluarganya.
"Kerja saya mah apa aja yang penting halal. Apa pun saya jalanin demi anak. Saya yang penting enggak minta-minta. Yang penting seikhlasnya,” ujar Warkuatno.
Baca juga: Prajurit TNI AD yang Sambut Rizieq Shihab Kena Sanksi, Kodam Jaya: Jangan Disalahartikan
Sopir Metromini, pengamen keliling, badut
Warkuatno tak bisa banyak berbuat saat kehilangan pekerjaan. Pandemi Covid-19 benar-benar memukulnya.
Warkuatno harus memutar otak demi bisa bertahan hidup.