"Kayak orang ketakutan, enggak mau ngomong. Baru kami tenangkan di aula (kantor kelurahan). Baru dia mau ngomong. Sampai dibawa ke kantor lurah masih nangis terus itu," jelas Mustakim.
Dipaksa mencuri dan dipukuli
Setelah dibawa ke pihak kelurahan, ketiga bocah kemudian diserahkan kepada Suku Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut.
Mereka tinggal di GOR Cengkareng, tempat shelter sementara milik Suku Dinas Sosial Jakarta Barat.
Ketika dimintai keterangan oleh Kompas.com, salah seorang bocah mengaku mereka dipaksa mencuri oleh remaja yang menelantarkannya.
Tak hanya itu, kekerasan sempat mereka terima.
"Kalau enggak mau maling ditinggalin, terus digebukin. Pernah digebukin di tempat gelap," ujar RR.
Selain itu, RR juga mengaku sering disundut rokok oleh remaja tersebut.
RR menunjukkan beberapa bekas sundutan di bagian tubuhnya, termasuk kaki dan lengan yang disundut rokok oleh sang remaja.
Baca juga: Kisah Warkuatno Jadi Badut Keliling Demi Hidup Keluarga di Tengah Pandemi...
Di samping itu, RR mengaku pernah disuruh menggunakan lem aibon dan minum minuman keras.
RR menyatakan, ada dua remaja yang melakukan hal tersebut.
Ciri-ciri fisiknya, salah satu remaja memiliki tato bintang di pelipis, sementara satu orang lainnya memiliki tato di bagian lengan.
Hilang dari rumah satu bulan
Rupanya, RM dan N merupakan anak hilang. Orangtua mereka tahu setelah mendapat informasi dari pemberitaan media.
Sang orangtua langsung mendatangi Kantor Kelurahan Roa Malaka, Rabu (13/11/2020) sore. Saat itu, mereka belum tahu bahwa anaknya telah dibawa ke GOR Cengkareng.