Hal yang disayangkan adalah hingga kini belum ada pihak yang mengaku sebagai ahli waris dari keenam makam itu.
Dampaknya, pengelola TPU Petamburan kesulitan untuk melakukan pemugaran atau membenahi ulang bangunan makam yang kini hanya tersisa tiga.
Sempat tak terawat
Sandra menuturkan, TPU Petamburan sempat tak terawat, namun pada 2017 secara perlahan Sandra bersama dengan petugas-petugas di TPU Petamburan bersinergi memperbaiki kondisi TPU Petamburan.
Ia menceritakan, sebelum kepemimpinannya, TPU Petamburan kerap kali dijadikan lokasi untuk berbuat hal maksiat seperti mencari ilmu untuk memenangkan judi Toto Gelap (togel).
Tidak sedikit juga Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menjadikan beberapa bangunan makam yang memiliki lahan yang luas sebagai tempat tinggal sementaranya.
Tak heran jika banyak jejak vandalisme yang bertengger di tembok-tembok makam termasuk di makam Orang Yahudi.
Selain itu, banyak juga makam-makam yang telah berbentuk nisan terkubur oleh tanah-tanah sehingga kesan mistis terasa kental di TPU Petamburan di masa lalu.
“Dulu sebelum saya masuk, beberapa makam seperti makam Orang Yahudi itu bahkan tidak terlihat karena sempat tertimbun tanah. Rumput-rumput liarnya pun setinggi paha orang dewasa,” kata Sandra.
Butuh waktu tiga bulan bagi Sandra merapikan kondisi TPU Petamburan agar dapat kembali ke bentuk semula dan tidak lagi disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Kini TPU Petamburan sudah kembali terlihat asri dan hijau. Tak ada lagi ditemukan gelandangan dan pengemis yang berkeliaran atau pasangan-pasangan yang ingin berbuat mesum.
Penjagaan pun ditingkatkan. Sebanyak 71 petugas disiagakan untuk memastikan makam-makam khususnya yang memiliki nilai histori tinggi tetap terjaga.
Kini sudah cukup banyak masyarakat yang datang untuk berziarah tak hanya untuk menengok keluarga yang disemayamkan di TPU Petamburan, tapi juga untuk mengenal sejarah dari tiga makam itu.
Ada keinginan hati dari pengelola TPU Petamburan agar pemerintah bisa menjadikan lokasi itu sebagai cagar budaya.
Namun hal itu belum dapat terwujud karena TPU Petamburan masih aktif menerima pemakaman.
“Kami juga senang lihat masyarakat bisa mengenal sejarah. Meski kita adakan petugas kebersihan tentu harapan kami pengunjung yang ingin mengenal sejarah lewat makam-makam di TPU Petamburan bisa menjaga kebersihan. Dengan begitu warisan sejarah ini selain dapat bermanfaat bagi pengetahuan tetap dapat terjaga keasriannya,” ujar Sandra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.