Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usahanya Gulung Tikar, Pengusaha Warteg Berharap Bantuan Modal dari Pemerintah

Kompas.com - 13/11/2020, 15:11 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha warung tegal (warteg) ikut terkena imbas pandemi Covid-19.

Rojikin, salah satu anggota Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) berharap adanya dana pinjaman dari pemerintah untuk para pengusaha warteg yang telah gulung tikar.

"Harapannya sih, kalau saya melihat teman-teman (pengusaha warteg) semua juga, ada bantuan atau kemudahan yang bisa mengakses permodalan, karena di saat ini mau menjelang normal kita memang perlu modal lagi," kata Rojikin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Pengusaha Warteg: Biasanya Omzet sampai Rp 5 Juta, sejak Pandemi Cuma Rp 500.000

Rojikin terpaksa menutup 5 wartegnya di Jakarta karena penghasilannya turun drastis.

Kini Rojikin masih memiliki lima warteg di Tangerang, satu di antaranya pun siap menyusul untuk ditutup karena waktu kontraknya telah habis.

"Saya bertahan dari 4 warteg lagi itu pun sangat minim, kalau pemerintah mempermudahkan permodalan mungkin bisa ada gairah lagi," harap Rojikin.

"Mudah-mudahaan enggak ada PSBB lagi lah. Memang itu kepentingan publik menangani Covid-19 tapi dampaknya di orang dagang benar-benar aduh ampun deh," sambungnya.

Ketua Koordinator Kowantara, Mukroni pun berpendapat demikian. Mukroni berharap program pemerintah untuk memberikan pinjaman modal bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) benar-benar terlaksana.

Baca juga: Terdampak Pandemi, Omzet Pengusaha Warteg Anjlok hingga Terpaksa Tutup 5 Warung

"Kan kalau usahanya enggak jalan, kami pusing dengan modal, makanya kira-kira pemerintah ini serius enggak memberikan permodalan relaksasi, pinjaman? Jangan hanya menjadi program tapi dibawa juga sulit," tutur Mukroni lewat sambungan telepon.

"Sekarang kami lagi mengatur lah dengan teman-teman, tapi kan belum jalan masih dalam pembicaraan," sambungnya.

Bersama Kowantara, Mukroni sedang membuat perencanaan dalam membantu para pengusaha warteg yang telah menutup usahanya.

"Kami ada rencana lah bagaimana pun teman-teman juga butuh modal. Kita dorong supaya kerja sama dengan perbankan atau lainnya," ujar Mukroni.

Diberitakan sebelumnya, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu memang memperburuk kondisi para pengusaha warteg di Jakarta.

Menurut Mukroni, dari 40.000 warteg di Jadebotabek, kurang lebih ada 25 persen atau sekitar 10.000 warteg yang terkena dampak serius karena kondisi ekonomi yang memburuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com