Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Begal Pesepeda Beraksi Pagi Hari dan Buntuti Korban Saat Sendirian

Kompas.com - 16/11/2020, 10:25 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Aksi kejahatan begal masih menjadi teror bagi pesepeda di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya walaupun sejumlah kasus sudah berhasil diungkap polisi dan pelakunya telah ditangkap.

Diberitakan Kompas.com, Polda Metro Jaya telah menangkap 22 begal pesepeda yang kerap beraksi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Sebanyak 22 begal pesepeda itu ditangkap dari hasil penyelidikan 13 laporan korban yang masuk ke kepolisian.

Dari penangkapan pelaku, polisi menyita sebanyak 71 ponsel yang diduga hasil curian.

Namun, kasus serupa kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang kolonel TNI Angkatan Udara saat bersepeda di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Sabtu (14/11/2020) lalu.

Baca juga: Begal Pesepeda Beraksi Lagi, Kali Ini Kolonel TNI Jadi Korban di Pondok Aren

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Fajar Adriyanto menyebutkan, perwira TNI AU yang menjadi korban pembegalan saat bersepeda pada Sabtu pagi itu adalah Kolonel Ridwan Gultom.

"Betul, dijambret dia sama dua orang di daerah Bintaro sana. Deket RSPI, deket rumah sakit situ malah," jelas Fajar ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/11/2020).

Kronologi pembegalan

Saat kejadian, Kolonel Ridwan Gultom bersama keluarga sedang bersepeda di Jalan Boulevard Bintaro, Tangerang Selatan.

Kawasan tersebut memang menjadi salah satu lokasi yang banyak dipilih oleh masyarakat untuk berolahraga dan ramai dilintasi para pesepeda.

"Jadi Pak Ridwan Gultom itu hari Sabtu bersepeda sama keluarganya di kawasan Bintaro. Tapi beliau memisahkan diri karena sepedanya kan cepat," ujar Fajar kepada Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Baca juga: Kronologi Pembegalan Kolonel TNI AU Saat Bersepeda di Bintaro, Tangsel

Kolonel Ridwan Gultom akhirnya melaju sendirian di Jalan Raya Boulevard Bintaro dan berpisah dari rombonganya.

Saat berada di dekat sebuah rumah sakit swasta, terdapat dua orang berboncengan sepeda motor yang mendekat dan berupaya merampas barang bawaan korban.

"Dia cepat, sehingga hanya bersepeda sendiri. Meskipun jalannya ramai, banyak juga yang bersepeda waktu itu," kata Fajar.

"Kemudian di depan Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, tahu-tahu ada yang menyambar gitu naik sepeda motor dua orang," ujar dia.

Korban tak berdaya melawan

Mengetahui ada pengendara yang berupaya merampas barang bawaannya, Ridwan Gultom melawan kedua pelaku dari atas sepedanya.

Aksi tarik menarik kemudian terjadi ketika Kolonel Ridwan Gultom mempertahankan laju sepeda dan barang bawaannya dari rampasan kedua pelaku.

"Jadi sepedanya enggak bisa diambil, tapi tas kecil yang isinya HP dan SIM kemudian kartu ATM itu dirampas. Itu tas kecil yang ada di saku belakang itu," ungkap Fajar.

Akibatnya kejadian itu, korban mengalami memar di kepala bagian kanan yang diduga akibat pukulan pelaku dan pingsan di lokasi.

Perwira TNI itu juga disebut mengalami luka di bagian tangan dan kaki kanan karena jatuh terpental dari sepeda yang dikendarainya.

Baca juga: Polisi Periksa CCTV di Lokasi Kolonel TNI Dibegal Saat Bersepeda di Boulevard Bintaro

Petugas keamanan rumah sakit yang melihat korban terjatuh dan pingsan langsung membawanya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Kemarin sore mendekati malam ya, sudah di CT scan dan tidak ada yang mengkhawatirkan. Semua sudah dicek dari kepala hingga ke bawah," kata Fajar.

Polisi lakukan penyelidikan

Mendapati adanya aksi pembegalan terhadap pesepeda yang terjadi, polisi kemudian melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku kejahatan tersebut.

Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren AKP Sumiran menjelaskan, pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian dan memeriksa sejumlah CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.

"CCTV sudah dicari di sekitar lokasi. Lagi dilidik," ujarnya, Minggu.

Selain mengecek CCTV, Polisi juga sudah memeriksa saksi yang mengetahui aksi pembegelan itu.

Namun, Sumiran tidak menjelaskan berapa saksi yang diperiksa dan apa keterangan sementara yang didapatkan kepolisian.

"Masih berlangsung pemeriksaannya. Ada yang sudah dipanggil," kata dia.

Sejauh ini, polisi belum dapat mengidentifikasi pelaku pembegelan yang diduga berjumlah dua orang itu.

Modus begal pesepeda

Berkaca dari kasus pembegalan yang sudah diungkap polisi, modus para pelaku adalah mengincar korban yang sedang bersepeda seorang diri dan mengikutinya hingga berada di lokasi sepi.

"Ketika ada korban di tempat sepi sendirian, biasanya bawa handphone di belakang di tas atau di stang, ini yang dikuntit dan mereka lakukan aksinya," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana.

Baca juga: Fenomena Maraknya Begal Sepeda, Modus Pelaku hingga Tanggapan Kriminolog

Dia mencontohkan kasus pembegalan terhadap Marinir Kolonel Pangestu Widiatmoko di Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (26/10/2020) lalu.

Para pelaku disebut sudah melakukan aksi serupa sebanyak lima kali di itu kerap membegal para pesepeda pada pagi hari, yakni pukul 06.00 hingga 09.00 WIB.

Umumnya, para korban sedang mengendarai sepeda seorang diri dengan melintas di rute yang sepi.

Nana mengatakan, aksi begal pesepeda menjadi fenomena kejahatan baru yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.

Alasannya, banyak masyarakat melakukan kegiatan olahraga dengan bersepeda dalam beberapa waktu terakhir ini di tengah pandemi Covid-19.

"Ini jadi fenomena (kejahatan) baru. Kalau dulu sasarannya penjabretan motor sekarang beralih ke sepeda," kata Nana.

Baca juga: Polisi: Pelaku Begal Pesepeda Dulunya Membegal Pengendara Motor

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menuturkan, rata-rata pelaku begal terhadap pesepeda dulunya adalah pelaku begal pengendara motor.

Mereka kini lebih memilih membegal sepeda karena banyak orang yang menggunakan sepeda selama pandemi Covid-19.

"Ini fenomena. Pelaku-pelaku ini adalah pemain begal sepeda motor rata-rata. Korbannya adalah sepeda motor. Fenomena sekarang ini Covid-19 ini orang banyak yang bersepeda," kata Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com