Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Pandemi, Pengusaha Warteg Pulang Kampung dan Jadi Kuli Bangunan demi Bertahan Hidup

Kompas.com - 16/11/2020, 12:09 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha warung tegal (warteg) ikut terkena imbas dari goyahnya roda perekonomian akibat Pandemi Covid-19.

Warmo, salah satu anggota Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) mengaku terpaksa menutup tiga wartegnya di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur karena kehilangan banyak pelanggan.

"Wartegnya di daerah Halim, tutupnya gara-gara pandemi. Banyak orang-orang yang ngontrak di daerah itu, langganan saya pada pulang kampung semua. Akhirnya dari situ sepi, saya enggak kuat, ya udah tutup," kata Warmo kepada Kompas.com, Senin (16/11/2020).

Baca juga: Luapan Kritik untuk Pemerintah soal Kerumunan Rizieq Shihab: Standar Ganda hingga Memalukan!

Warmo mengaku tak sanggup memenuhi biaya operasional dengan pemasukan yang dia dapatkan selama pandemi.

Ia langsung menutup wartegnya satu bulan setelah Pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada Maret 2020 lalu.

"Saya (tutup) April, pas pandemi paling pertama PSBB itu buru-buru pulang kampung. Saya pikir-pikir wah enggak jalan kalau begini akhirnya saya putuskan pulang kampung," ucap Warmo.

Warmo menuturkan, selama 12 tahun menjadi pengusaha warteg, situasi ini yang terburuk. Bahkan lebih buruk dibanding krisis 1998.

"Tahun 98 aja warteg masih bertahan, tapi sekarang warteg jangankan untuk kebutuhan lain, untuk makan aja udah banyak uang kolaps," ujarnya.

Sebelumnya Warmo bisa mendapat omzet Rp 3 juta dalam satu hari dari satu wartegnya.

"Gara-gara pandemi pemasukannya sedih lah," kata Warmo dengan suara beretar. Tak lama ia menghela napas.

Baca juga: Kisah Pilu Tiga Bocah Dipaksa Mencuri dan Dianiaya, Selamat berkat Petugas PPSU

Selama tinggal di kampung di Tegal Jawa Tengah, Warmo memenuhi kebutuhannya dengan bekerja serabutan. Ia menjadi buruh harian hingga berjualan asongan kecil-kecilan.

"Akhirnya mau enggak mau jadi buruh harian. Saya bergantungnya untuk menjadi hidup sambil buruh harian. Walaupun saya ada jualan kecil-kecilan ya saya serabutan aja," tuturnya.

Sudah empat hari ini Warmo menjadi kuli bangunan. Dari situ ia hanya mendapat Rp 120.000 dalam satu hari.

"Sebelumnya (pekerjaannya) ganti-ganti maksudnya kalau ada nyuruh ikut, untuk menyambung hidup lah. Sekarang lagi jadi kuli bangunan, saya dapat Rp 100.000 per hari sama uang makan Rp 20.000," ucap Warmo.

"Untuk kebutuhan makan aja ya sebenarnya jauh banget dari cukup, cuma mau gimana lagi," sambungnya.

Baca juga: Kisah Warkuatno Jadi Badut Keliling demi Hidup Keluarga di Tengah Pandemi...

Bapak tiga anak itu berusaha bertahan sambil berharap adanya bantuan dari banyak pihak agar pengusaha warteg bisa bangkit kembali.

"Sambil menunggu peluang situasi aman dulu lah yang penting bisa bertahan aja dulu. Makanya saya mengharapkan perhatian dari pihak-pihak terkait lah ini warteg sudah sangat kesulitan," tambah Warmo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com