JAKARTA, KOMPAS.com - Front Pembela Islam (FPI) mengancam menggelar reuni 212 yang sempat ditunda apabila Kepolisian tak menindak tegas kerumunan pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.
Berita ancaman FPI untuk menggelar reuni 212 menjadi berita yang paling banyak dibaca di Megapolitan Kompas.com sepanjang Rabu kemarin.
Berita lainnya yang populer adalah kisah pemimpin Raimas Backbone, Bripka Ambarita hingga mengenal lebih dekat sosok Kapolres Jakarta Pusat yang baru, Kombes Hengki Haryadi.
Berikut empat berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang Rabu kemarin:
Front Pembela Islam ( FPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPFU), dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 meminta pemerintah untuk menindak tegas berbagai aktivitas pada Pilkada Serentak 2020 yang menimbulkan kerumunan.
Jika hal itu dilakukan, ketiga organisasi tersebut sepakat tidak akan menggelar reuni 212 yang juga berpotensi menimbulkan kerumunan pada masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan dalam siaran pers bersama yang ditandatangani oleh Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis, Ketua Umum GNPFU Yusuf Martak, dan Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif, Selasa (17/11/2020).
Dalam siaran pers itu awalnya dijelaskan bahwa reuni 212 ditunda karena tak mendapatkan izin penyelenggaraan di Monas. Penundaan juga karena pandemi Covid-19 masih berlangsung.
"Pelaksanaan reuni 212 tahun 2020 ditunda untuk sementara," demikian bunyi siaran pers dari FPI, GNPF Ulama, dan PA 212.
Baca selengkapnya di sini.
Bripka MP Ambarita, namanya begitu akrab di telinga pemuda-pemuda Jakarta Timur yang suka tawuran.
Menangkap pemuda-pemuda yang akan tawuran adalah pekerjaan sehari-harinya.
Tim yang ia pimpin, Raimas Backbone, bertugas mengurai, membubarkan, menceraiberaikan, dan melokalisasi massa yang melakukan tindakan anarki yang berpotensi mengganggu kamtibmas. Namun, siapa sangka, Ambarita memiliki perjalanan karier yang unik.
Baca selengkapnya di sini.
Analis politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menganggap wajar bila publik menumpahkan kegeraman kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai imbas rangkaian hajatan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang menciptakan kerumunan.