Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Kasus Kerumunan Rizieq Shihab, Polisi Jadwalkan Pemanggilan Wagub DKI hingga Periksa CCTV

Kompas.com - 20/11/2020, 08:11 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi terus menyelidiki kasus pelanggaran protokol kesehatan dalam acara Maulid Nabi serta pernikahan pimpinan ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Pelanggaran itu karena kerumunan massa di acara yang berlangsung di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 14 November 2020.

Buntut kegiatan itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dicopot dari jabatannya karena dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan.

Polisi juga memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara, Camat Tanah Abang Yassin Pasaribu, Kepala KUA Tanah Abang, Bhabinkamtibmas, serta perangkat RT dan RW terkait.

Baca juga: Anies Baswedan Diperiksa Terkait Pelanggaran Prokes, Polisi: Jangan Dianggap Kriminalisasi

Polisi pun melakukan pemeriksaan lanjutan untuk membuat terang perkara tersebut.

Panggil Wagub DKI

Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan lanjutan dengan memanggil Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria terkait pelanggaran protokol kesehatan.

Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan, saksi akad nikah putri Rizieq dan pihak Bandara Soekarno-Hatta tak luput juga dipanggil.

Dari empat yang dipanggil, dua di antaranya datang ke Polda Metro Jaya, Kamis (19/11/2020). Mereka yakni Kadinkes DKI dan pihak keamanan Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: Wagub DKI Akan Penuhi Panggilan Polisi Senin Depan

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, Ketidakhadiran Riza dan saksi akad nikah putri Rizieq dengan alasan yang berbeda.

Riza tidak hadir karena masih ada kegiatan di luar Jakarta. Sedangkan saksi akad nikah putri Rizieq karena sakit.

"Ada yang tidak bisa hadir, yaitu saksi nikah (putri Rizieq) karena kurang sehat, berdasarkan adanya surat dari dokter, kemudian ada saksi lagi dari Pemda karena masih ada kegiatan," kaya Yusri, Kamis.

Saat ini, polisi tengah berkoordinasi dengan Riza untuk melayangkan panggilan ulang terkait klarifikasi acara tersebut.

"Nanti kami akan koordinasi (dengan Wagub DKI) untuk menjadwalkan ulang," kata Yusri.

Pasalnya, pemanggilan Riza untuk mengklarifikai terkait status DKI Jakarta dalam penanganan Covid-19 saat acara Rizieq berlangsung.

Panggil sekuriti bandara

Polisi juga memanggil petinggi sekuriti Bandara Soekarno-Hatta dalam kepulangan pemimpin ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Indonesia.

Yusri menjelaskan, pemanggilan Senior Manager Aviation Security (Avsec) itu dilakukan tidak berkaitan dengan kegiatan Rizieq yang menggelar Maulid Nabi dan pernikahan putrinya.

Namun, pemanggilan dilakukan untuk mengklarifikasi penerapan prosedur pencegahan Covid-19 terhadap Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta.

"Bandara itu kan kita harus mengetahui apakah pada saat RS datang ke sini sudah melalui protokol kesehatan. Misalnya apa sudah swab, rapid test, atau sudah memiliki surat bahwa memang bebas (Covid-19)," ujar Yusri.

Oleh karena itu, lanjut Yusri, dibutuhkan pendalaman terhadap perwakilan Bandara Soekarno-Hatta untuk menjelaskan prosedur protokol kesehatan yang sudah dilakukan kepada Rizieq.

"Yang hadir untuk hari ini, ada dua. Pertama, dari Bandara Soekarno-Hatta dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta," katanya.

Periksa CCTV

Selain memeriksa sejumlah saksi, polisi juga mengumpulkan dan memeriksa beberapa rekaman kamera CCTV saat acara di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Anggota masih terus mengumpulkan dan memeriksa CCTV di sekitar daerah tersebut," ujar Yusri.

Yusri menegaskan, pengumpulan dan pemeriksaan CCTV untuk terus mendapatkan bukti pelanggaran protokol kesehatan sebelum melakukan gelar perkara kasus itu.

"Nanti kalau semua sudah lengkap semua, nanti juga akan lakukan gelar perkara awal. Apakah bisa memang memenuhi untuk naik ke penyidikan," katanya.

Hingga kini, polisi sudah memeriksa 15 orang untuk dimintai klarifikasi terkait kasus pelanggaran protokol kesehatan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com