Jawaban ini langsung disanggah oleh Pradi.
"Sangat saya sayangkan kalau roadmap atau perencanaan itu hanya disimpan saja. Kita kepingin yang realisasi terkait wacana tadi," ujarnya.
"Insya Allah kami di tahun ke-2 dan ke-3 akan kami buktikan bahwa ruas jalan baru atau pelebaran-pelebaran jalan baru itu pasti akan kami lakukan," beber Pradi.
Sejurus kemudian, Idris ganti menyanggah Pradi.
"Sekali lagi, sekali lagi, ini bukan wacana tetapi sudah terbukti. Kita juga harus menghargai apresiasi penilaian dari pemerintah pusat terhadap kerja dari Pemerintah Kota Depok," kata Idris.
Pradi-Afifah berulang kali tersandung dengan taktik Idris-Imam.
Duet usungan PKS, Demokrat, dan PPP tersebut acap kali melontarkan pertanyaan dengan menyisipkan istilah-istilah yang rupanya tak dimengerti Pradi-Afifah.
Idris pertama kali memasang jebakan ini ketika menangakan Pradi soal TPB (tujuan pembangunan berkelanjutan/sustainable development goals -- SDGs).
Pradi yang tampak bingung justru menjawabnya dengan cara-cara meningkatkan PDB (pendapatan domestik bruto).
Baca juga: Ditanya Pradi soal Penanganan Covid-19 dalam Debat, Idris: Pertanyaan Ini di Luar Tema...
"Yang saya tanyakan bukan PDB, tapi TPB. Bagaimana langkah strategis Anda mempertahankan kemajuan di Kota Depok dari konteks TPB?" timpal Idris.
Pradi kemudian menjawabnya dengan normatif dan mengawang-awang.
"Apa yang sudah dicapai oleh pemerintah tentunya kami akan melakukan penajaman ke depan. Kami akan melibatkan stakeholder yang ada, para akademisi, konsultan, para ahli dan insya Allah jadi akan terealisasi di masa yang akan datang," kata Pradi.
Lalu, ganti Afifah dicecar Imam soal KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara) serta APE (Anugerah Parahita Ekapraya).
Afifah yang tak paham justru bicara melebar ke soal pendidikan yang tak ada hubungannya.
"Padahal ini merupakan anugerah Kota Depok terhadap kondisi perempuan. Padahal dia (Afifah) calon perempuan, tetapi ternyata dia tidak mengetahui tentang itu," kata Imam.