"Lalu ketika saya tanya tentang KUA-PPAS, ternyata jawabannya tidak tepat karena mekanismenya tidak tahu, sehingga membuat program yang juga akan ngawur," lanjutnya.
Pradi pun merasa gerah dan coba balas menyerang ketika Idris menanyakannya soal istilah 100-0-100.
"Istilah-istilah yang tidak familiar di publik, termasuk beberapa waktu lalu, sebetulnya saya berkeberatan," kata calon nomor urut 1 ini.
"Saya tanya lagi, sebetulnya Pak Wali ini -- saat ini masih wali (kota) dan saya sebagai wakil -- paham betul tidak apa yang dikatakan 100 berbanding 100? Jangan-jangan tidak paham beliau tentang hal ini. Saya perlu mendengarkan juga apa yang beliau sampaikan," ungkapnya.
Jawaban ini justru jadi sasaran empuk Idris.
Baca juga: Debat soal Infrastruktur: Idris Pamer Penghargaan, Pradi Sindir Hanya Wacana...
Menurutnya, istilah-istilah itu mestinya dipahami oleh pimpinan daerah.
"Istilah-istilah strategis ini, apa lagi ini amanat dari pemerintah pusat, harus kita pahami," ujar calon nomor urut 2 itu.
Idris lalu mengungkapkan bahwa istilah 100-0-100 populer di kalangan masyarakat miskin.
Istilah itu berarti 100 persen air minum layak bagi masyarakat, 0 persen wilayah kumuh, dan 100 persen realisasi sanitasi.
"Ini sangat menyentuh kebutuhan warga dan masyarakat. Aneh kalau pimpinan di daerah tidak paham tentang masalah ini," kata dia.
Duel sengit terakhir terjadi ketika Pradi bertanya soal sejauh mana evaluasi Idris dalam penanganan pandemi Covid-19 di Depok.
Soal ini cukup sensitif karena Idris merupakan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, yang anggotanya terdiri dari nyaris seluruh kepala dinas.
Namun, Pradi tak dimasukkan dalam struktur itu sejak awal. Kota Depok juga menyandang predikat sebagai kota dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Jawa Barat.
Idris sempat keberatan menjawab lantaran menganggap pertanyaan itu di luar topik debat malam ini. Namun, akhirnya ia menjawab.
"Permasalahan ini adalah permasalahan bersama, pandemi masalah negara, masalah bangsa, masalah dunia," ujar Idris.
Baca juga: Debat Pilkada Depok, Afifah Serang Idris-Imam tentang Tak Jelasnya Waktu Pengurusan Izin