Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Tangsel: Saling Sindir Petahana dan Mantan Sekdanya, hingga Muncul Istilah Kota Otopilot

Kompas.com - 23/11/2020, 08:25 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Debat perdana kandidat Pilkada Tangerang Selatan 2020 telah digelar pada Minggu (22/11/2020) kemarin.

Tiga pasangan calon yang berlaga saling unjuk gigi dengan memaparkan visi dan misi hingga menawarkan program yang akan dijalani ketika terpilih.

Dalam debat yang mengangkat tema “Mewujudkan Masyarakat Tangsel yang Sehat, Berkarakter, Maju dan Sejahtera” kemarin, masing-masing kandidat saling beragumen dan mengkritik apa yang disampaikan pesaingnya.

Bahkan, kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan saat ini tak luput dari kritik yang disampaikan para pasangan calon dalam debat kandidat.

Baca juga: Aksi Benyamin-Pilar dalam Debat Pilkada Tangsel, Pamer Prestasi Petahana hingga Umbar Janji

Sindir budaya oligarki di Tangerang Selatan

Kritik kepada Pemkot Tangerang Selatan dalam debat kandidat pertama disampaikan oleh pasangan calon nomor urut dua, Siti Nur Azizah-Ruhamaben, ketika perkenalan diri dan penyampaian visi misi yang dibawa oleh pasangannya.

Azizah yang menjadi kandidat wali kota Tangerang Selatan pada Pilkada 2020 ini menyinggung soal banyaknya pekerjaan rumah Pemkot saat ini dan tumbuhnya budaya oligarki di Tangerang Selatan.

“Sudah 12 tahun berdiri banyak pekerjaan rumah yang belum selesai yang harusnya selesai dalam lima tahun awal pembentukan Tangerang Selatan. Bahkan, berkembang budaya oligarki,” kata Azizah dalam debat kandidat.

Selain itu, Azizah juga menyoroti adanya ketimpangan pembangunan di Tangerang Selatan. Pemkot selama ini belum berhasil menyeimbangkan pengembangan infrastruktur yang dilakukan sektor swasta.

Baca juga: Banyak PR Tak Selesai, Azizah-Ruhamaben Sebut Tangsel Kota Autopilot

“Pemerintah belum mampu mengimbangi para pengembang swasta dalam menghadirkan infrastruktur yang baik,” ungkapnya.

Muhamad kritik rumitnya birokrasi perizinan di Tangsel

Memasuki sesi tanya jawab, pasangan calon nomor urut satu Muhamad–Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) menyinggung soal rumitnya birokrasi perizinan di Tangerang Selatan di bawah kepemimpinan Wali Kota Airin Rachmi Diany dan wakilnya, Benyamin Davnie.

Calon wali kota Muhamad mengatakan, pelayanan perizinan yang seharusnya diatur atau difokuskan menjadi satu pintu justru terasa seperti di banyak pintu dan banyak atap.

"Pelayanan satu pintu satu atap, tapi ternyata banyak pintu banyak atap dan ternyata banyak tempat-tempat yang lain yang tidak jelas pelayanannya," ujar Muhamad.

Tidak hanya itu, mantan Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan ini juga menilai permasalahan pelayanan yang disorotinya terjadi karena sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Pemkot kurang terdidik.

"SDM jadi satu hambatan, masih banyak yang belum kita didik, belum banyak kita berikan pelayanan yang sangat maksimal," kata dia.

Untuk itu, kata Muhamad, pasangan Muhamad-Sara akan menghadirkan pelayanan satu pintu di Tangerang Selatan sekaligus menggratiskan biaya untuk pelayanan perizinan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com