Adapun cara edukasi yang dilakukan BPJS Kesehatan Depok adalah sosialisasi secara langsung, melalui media massa, serta memasang spanduk mengenai kebiasaan baru, pelayanan yang bisa dilayani secara tanpa dan dengan tatap muka, serta Pandawa.
Menurut Elisa, cara edukasi tersebut cukup efektif karena angka kunjungan langsung yang sempat naik kembali turun.
“Pada Juni angka kunjungan naik lagi. Namun setelah ada Pandawa, turun hingga 600-an pada September, dan 500-an pada Oktober. Saat September, total pengguna Pandawa mencapai 2.816 peserta. Kalau hariannya kisaran 60 sampai 600-an,” kata Elisa.
Meski begitu, Elisa mengatakan, masih ada beberapa kendala yang dialami BPJS Kesehatan Depok dalam menjalankan Pandawa. Antara lain peserta terkendala gadget dan jaringan.
Baca juga: Tanpa Harus Keluar Rumah, Layanan BPJS Kesehatan Bisa Diakses lewat Pandawa
“Kalau ada peserta yang sama sekali enggak bisa mengakses layanan tanpa tatap muka, tetap kami layani dengan tatap muka. Kendala lainnya adalah peserta tidak merenspons pesan dalam satu hari yang sama atau berkas tidak lengkap,” kata Elisa.
Untuk mengatasi hal tersebut, Elisa pun berpesan kepada para perserta untuk menyelesaikan transaksi di Pandawa pada satu hari dalam jam kerja.
“Layanan kami kan dari Senin-Jumat jam 08.00-15.00 WIB, kalau peserta tidak merespons dalam satu hari, dianggap gagal. Saat memakai Pandawa, peserta juga harus melengkapi berkas yang diminta. Terkadang tidak ada auto debitnya, atau yang krusial, Nomor Induk Kependudukan (NIK) tidak valid,” kata Elisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.