Meski begitu, warga masih mendapatkan bansos berupa sembako pada bulan-bulan awal pendistribusian.
Baca juga: Lurah Pluit Ikut Diperiksa Polisi terkait Dugaan Pungli Bansos oleh Ketua RT
Namun, seiring berjalannya waktu, pendistribusian bansos sembako mulai tersendat padahal warga masih dimintai sejumlah uang seperti biasa.
Hingga akhirnya dua pekan lalu, warga tetap tidak mendapatkan bansos sembako. Mereka juga mengetahui bahwa kiriman paket sembako sudah disalurkan oleh pemerintah.
Di satu sisi, sejumlah paket sembako masih ditahan di rumah ketua RT.
"Sudah lama tapi belum dibagiin. Kalau saya nanya (ke RT) kadang-kadang jawabannya, tahu apa sih? Yang ngomong RT-nya," ujar Tari.
"Selama ini warga sudah ngeluh, tapi susah kalau dilaporin bilangnya belum waktunya keluar," lanjutnya.
Menanggapi keluhan warga tersebut, AA mengklaim biaya tambahan itu digunakan untuk membayar jasa pengurus RT yang bertugas mengangkut paket sembako ke rumah warga.
"Ya tergantung. Kadang-kadang ada yang kasih buat beli rokok, enggak (ditarif). Ya namanya warga mengerti mungkin, kita juga capek angkut dari sana sini," kata AA saat ditemui di kediamannya.
AA membantah adanya pungutan liar. Menurut dia, biaya tambahan itu dikeluarkan secara sukarela oleh warga.
Dia juga menyebut tak ada tarif tertentu yang ditetapkan dan paket sembako tetap diberikan ke warga walaupun tidak membayar biaya tambahan.
"Ya kadang warga memberikan Rp 5.000, kadang Rp 10.000," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.