JAKARTA, KOMPAS.com - Karangan bunga kerap dijadikan medium untuk mengungkapkan perasaan bahagia hingga ungkapan duka ketika seseorang meninggal dunia.
Namun, kini masyarakat seringkali menggunakan karangan bunga sebagai media untuk mendukung maupun mengkritisi kebijakan pemerintah.
Masyarakat pun tak segan mengirim karangan bunga ke kantor-kantor pemerintahan.
Baca juga: AMAN Tak Merasa Kirim Karangan Bunga ke Kodam Jaya
Berikut enam serbuan karangan bunga di Ibu Kota yang menarik perhatian publik sejak 2017.
Senin (23/11/2020) kemarin, Markas Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta di Cililitan, Jakarta Timur, dipenuhi karangan bunga.
Sejumlah karangan bunga yang berisi dukungan kepada TNI itu berasal dari berbagai elemen masyarakat.
Mereka mendukung langkah TNI mencabut sejumlah baliho yang dipasang simpatisan pemimpin organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Karangan bunga itu kemudian diletakkan berjejer menghiasi pagar Kodam Jaya, dari ujung utara hingga selatan.
"Bravo Pangdam Jaya. Terbaik untuk rakyat, terbaik untuk TNI," tulis kelompok yang menamakan diri sebagai Benteng NKRI dalam salah satu karangan bunga.
"Terima kasih kepada TNI dan Polri yang telah bertindak tegas dengan mencabut baliho-baliho yang meresahkan masyarakat," tulis alumni ITS.
Menanggapi kiriman karangan bunga tersebut, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyebut dukungan dari masyarakat tidak hanya diperuntukkan bagi TNI saja.
"Ini untuk polisi juga, karena pada dasarnya, sebetulnya pencabutan baliho oleh polisi, dalam hal ini Satpol PP. Kami lakukan sama-sama," kata Dudung.
Baca juga: Markas Kodam Jaya Dipenuhi Karangan Bunga Setelah TNI Copot Baliho Rizieq Shihab
Perlu diketahui, pencopotan baliho Rizieq di wilayah Jakarta memang diperintahkan langsung oleh Dudung.
Dudung menilai pemasangan baliho Rizieq dilakukan tanpa izin sehingga Satpol PP bersama TNI dan Polri bekerja sama menurunkan seluruh spanduk dan baliho bergambar Rizieq.
Puluhan karangan bunga juga dikirim ke Mapolda Metro Jaya sebagai bentuk dukungan terhadap polisi yang ikut menurunkan baliho pemimpi FPI Rizieq Shihab di Jakarta dan sekitarnya.
"Kami bersama Kapolda Metro Jaya siap membersihkan dan menurunkan baliho yang merusak Kebhinekaan," demikian bunyi karangan bunga yang mengatasnamakan Forum Kebudayaan Nasional yang berada di Mapolda Metro Jaya, Senin.
Baca juga: Mapolda Metro Dikirimi Puluhan Karangan Bunga Ucapan Dukungan Pencopotan Baliho Rizieq Shihab
Ada pula karangan bunga yang dikirim oleh paguyuban warga di Jakarta, akademisi, komunitas literasi, hingga kalangan artis Ibu Kota.
Tak hanya digunakan sebagai media untuk mendukung pemerintah, karangan bunga juga dijadikan media perantara memprotes kebijakan pemerintah, di antaranya sistem jalur zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 di Jakarta.
Perlu diketahui, jalur zonasi PPDB di Jakarta sempat menuai kritikan karena dianggap memprioritaskan anak berusia tua.
Jalur zonasi PPDB Jakarta didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pendidikan Nomor 501 Tahun 2020 tentang Penetapan Zonasi Sekolah untuk Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2020/2021.
Baca juga: Kecewa Jalur Zonasi PPDB DKI, Orangtua Kirim Karangan Bunga RIP Pendidikan ke Balai Kota
Berdasarkan SK tersebut, apabila jumlah pendaftar PPDB jalur zonasi melebihi daya tampung, maka dilakukan seleksi berdasarkan usia, urutan pilihan sekolah, dan waktu mendaftar.
Sejumlah orangtua yang memprotes kebijakan itu mengirim karangan bunga ke Balai Kota DKI Jakarta pada Juli 2020 untuk menumpahkan kekecewaan mereka.
Karangan bunga itu bertuliskan kalimat kekecewaan seperti "Terima kasih pak Gubernur dan Ibu Disdik, anda sudah menghilangkan generasi yang cerdas, dengan kebijakan cerdas".
Ada juga tulisan "RIP pendidikan di Indonesia. Dari anak-anak lulusan angkatan yang kecewa".
Pada Mei 2017, ribuan karangan bunga memenuhi halaman Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat.
Karangan bunga tersebut dikirimkan warga untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat seusai pasangan ini kalah pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Karangan bunga itu juga dilengkapi kata-kata yang menyentuh untuk menyemangati pasangan Ahok-Djarot hingga ungkapan terima kasih.
Tercatat sekitar 5.016 karangan bunga menghiasi halaman Balai Kota DKI Jakarta.
Karangan bunga awalnya diletakkan di dalam kompleks Balai Kota DKI Jakarta, kemudian sampai diletakkan mengelilingi kawasan Monas dan sekitarnya karena keterbatasan tempat di Balai Kota.
Baca juga: Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Raih Rekor Muri
Pendiri Museum Rekor Indonesia (Muri) Jaya Suprana pun memberikan piagam rekor "Parade Papan Bunga terpanjang" kepada Ahok-Djarot.
Piagam telah diberikan oleh Jaya kepada perwakilan di Balai Kota DKI Jakarta pada 4 Mei 2017.
"Berhubung sama-sama sibuk, saya dan Gubernur DKI Jakarta sulit jumpa, maka kami sepakat piagam Muri dikirim ke Balai Kota pada Kamis pagi kemarin," kata Jaya melalui pesan singkat kepada Kompas.com, 5 Mei 2017.
Awalnya, pihak Muri mencari penggagas karangan bunga yang diberikan kepada Ahok-Djarot untuk dijadikan penerima piagam rekor.
Kemudian, diputuskan bahwa yang menerima piagam rekor tersebut adalah Ahok dan Djarot, sesuai nama yang tertera di tiap karangan bunga.
Sebab, pihak Muri tidak menemukan penggagas pertama kiriman karangan bunga tersebut.
Setelah sekitar dua pekan menghiasi Balai Kota, karangan bunga untuk Ahok-Djarot dibersihkan dan diganti karangan bunga untuk Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Seperti diketahui, Anies-Sandi menjadi pasangan terpilih pada Pilkada DKI tahun 2017.
Karangan bunga untuk Anies-Sandi di antaranya dikirimkan oleh mantan polisiti PDI-P Boy Sadikin, Ketua MPW Pemuda Pancasila DKI Thariq Mahmud, Ketua BPW KKSS DKI Jakarta Samsul Zakaria, dan beberapa bank.
Lalu, ada pula karangan bunga dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Direktur SDM & ADM Ancol Harianto Badjoeri, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih, Ketua Fraksi PKS MPR RI Tifatul Sembiring, PT Mitra Investindo, hingga PT Delta Jakarta.
"Selamat menjalankan tugas Bapak Anies Baswedan & Bapak Sandiaga Uno," isi tulisan di karangan bunga dari Boy Sadikin.
Baca juga: Karangan Bunga untuk Anies-Sandi Penuhi Balai Kota, dari Siapa Saja?
Tak hanya politisi, warga biasa juga turut mengirimkan karangan bunga untuk Anies-Sandi.
Isi tulisan di karangan bunga pun beragam mulai dari kata-kata 'nyeleneh' hingga menyinggung persentase jumlah suara yang diperoleh Anies-Sandi.
"Selamat menunaikan tugas baru kepada Pak Anies & Pak Sandy sebagai Gubernur DKI. Kami tunggu janji-janji Bapak saat kampanye yang diucapkan dengan manis," isi karangan bunga itu.
"Selamat kepada 58% penduduk Jakarta dengan gubernur yang baru membawa angin segar seperti :
1. DP rumah 0%
2. KJP plus & KJS plus
3. Mau bisnis dimodalin, disewakan tempat, dan dicarikan pembeli
4. Membuka lapangan kerja yang luas
5. Ojek terbang dll" bunyi ucapan di karangan bunga lainnya."
Bersamaan dengan serbuan karangan bunga ke Balai Kota, Markas Besar Kepolisian Indonesia juga mendapatkan kiriman karangan bunga dari masyarakat.
Setidaknya ada 200 karangan bunga yang tampak berjajar memagari kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada 3 Mei 2017.
Isi karangan bunga tersebut rata-rata berupa dukungan kepada Presiden, Polri, dan TNI serta ucapan terima kasih.
Salah satu karangan bunga yang dikirim Ibu-Ibu Pecinta NKRI bertuliskan "Kami mendukung Presiden, TNI, dan Polri menegakkan Pancasila di NKRI".
Baca juga: Demam Karangan Bunga Sampai ke Mabes Polri...
Kemudian, ada juga karangan bunga yang bertuliskan "Selamatkan NKRI Berantas Radikalisme!!! Bergerak cussssss!!!".
Kapolri yang kala itu dijabat Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan terima kasih kepada masyarakat yang mengirimkan karangan bunga ke Markas Besar Polri.
Tito menganggap kiriman tersebut sebagai bentuk dukungan kepada Polri dalam menjalankan tugasnya untuk menindak kelompok radikal dan anti-Pancasila yang meresahkan masyarakat.
"Dukungan kepada Polri untuk melakukan tindakan yang tegas kepada kelompok-kelompok yang intoleran, kelompok-kelompok yang kira-kira dapat mengganggu NKRI," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, 3 Mei 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.