"Paling tidak yang bisa kami sampaikan, tentu ada tahapannya, mulai dari paling tinggi jenjang, seperti kuliah, SMA, dan seterusnya, secara bertahap jenjangnya, dan dibagi nanti ada protokol Covid-nya," kata dia.
Usulan DPRD
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani sebelumnya mengatakan bahwa dia mendukung kebijakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Menurut Zita, Pemprov DKI Jakarta perlu menjadi contoh untuk daerah lain.
"Saya akan dorong untuk disiapkan dari sekarang. Jakarta harus jadi contoh untuk daerah lain. Pionir dalam urusan pendidikan dengan kebiasaan baru," kata Zita.
Zita merasa orangtua akan senang jika anak-anak bisa kembali belajar di sekolah. Untuk itu, dia menyebut peran pemerintah penting dalam membantu sekolah menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Anggota DPRD DKI Ingatkan Pemprov soal Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka
Dukungan mengenai pembelajaran tatap muka juga dikemukakan oleh Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak. Dia mengatakan, anak-anak sekolah kini sudah mulai jenuh dengan pembelajaran jarak jauh atau daring.
"Saya pikir sudah harus kita mulai karena ada juga kejenuhan, mereka pengin bertemu. Aspek psikologisnya ini harus kita jawab," ucap Johnny.
Dengan dibukanya kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka, Johnny berharap anak-anak bisa kembali bersosialisasi sambil belajar.
Johnny menyebutkan, materi pembelajaran di sekolah juga bisa menanamkan kembali pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan mengenai Covid-19.
Namun, Johnny mengingatkan, harus ada persiapan jika ingin kembali membuka sekolah.
Dia pun menyarankan pembelajaran tatap muka tidak langsung dilakukan untuk seluruh sekolah, namun secara bertahap. Sebagai awalan, Pemprov DKI Jakarta bisa membuka SMA atau SMK untuk kemudian dievaluasi.
Baca juga: Soal KBM Tatap Muka, Anggota DPRD DKI Usul Pembelajaran Blended Learning
Sementara Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan metode belajar blended learning.
Dengan demikian, orangtua atau wali murid bisa memilih opsi untuk memperbolehkan anak mengikuti pembelajaran tatap muka atau tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh dari rumah.
"Kebijakan Menteri Pendidikan ini sudah dijalankan oleh Dinas Pendidikan melalui metode belajar blended learning, di mana siswa atau orangtua bisa memilih," ucap Anggara
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menuturkan, metode blended learning berpeluang menciptakan perbedaan serapan materi antarsiswa.
Oleh karena itu, kurikulum dan metode pengajarannya harus dipastikan dengan baik.
"Oleh karena itu, kami mendorong Pemprov DKI untuk mempersiapkan metode belajar blended learning dengan sangat matang dan hati-hati, terus melakukan evaluasi secara aktif," tutur Anggara.
Tak hanya itu, infrastruktur pendukung juga perlu disiapkan. Karenanya, Anggara mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan lebih banyak titik JakWIFI serta memperbaiki kualitas sinyal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.