JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disarankan tetap melanjutkan model pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19.
Siswa dan guru di Ibu Kota dinilai relatif mampu untuk mengakses pembelajaran secara online.
"Saya berharap Pak Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan) lebih bijak untuk perpanjang pembelajaran jarak jauh, karena DKI Jakarta masih zona merah. Kalau dibuka akan mengorbankan siswa dan guru," kata Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim saat dihubungi, Rabu (25/11/2020) pagi.
Baca juga: Anies Sebut Belum Ada Keputusan Pembukaan Sekolah Januari 2021
Menurut Satriwan, kesenjangan digital di DKI Jakarta tak separah di Papua dan wilayah-wilayah lain.
Kesenjangan digital yang dimaksud adalah akses terhadap internet dan kepemilikan gawai.
"Jakarta ini relatif bisa mengakses pendidikan online. Adapun yang tak punya gawai, itu yang perlu diintervensi. Setiap sekolah itu perlu mendata. Kalau perlu Dinas Pendidikan yang siapkan gawai. Kadisdik itu harusnya aktif mendata, pemerintah daerah itu harusnya memodali," ujar Satriwan.
Menurut Satriwan, praktik PJJ di Jakarta relatif tak akan banyak tertinggal. Ia menyebutkan, kualitas PJJ di DKI Jakarta lebih baik dibandingkan daerah lain.
Satriwan menyebutkan, guru-guru di Jakarta, khususnya yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), akan mengajar jika rencana belajar tatap muka kembali dilakukan pada Januari 2021.
Namun, Satriwan menyebutkan, ada rasa keterpaksaan dan khawatir.
Baca juga: Rencana KBM Tatap Muka Januari 2021, Dinilai Bahaya karena Dekat Libur Panjang
"Seandainya gubernur itu keluarkan keputusan, tiga hari tatap muka, tiga hari belajar online, pasti dijabanin. Ya ada keterpaksaan sih pasti di hati kecilnya. Itu kan harus ikut perintah atasan. Itu misalnya untuk guru di bawah pemerintah daerah," ujar Satriwan.
Rasa keterpaksaan dan khawatir mengajar di tengah pandemi Covid-19, lanjut Satriwan, adalah hal yang wajar. Terlebih lagi, Jakarta masih berstatus zona merah Covid-19.
"Keterpaksaan itu pasti ada, karena mereka juga ada bayi, punya orangtua. Mereka pasti takut. Saya pikir rencana belajar tatap muka itu menyia-nyiakan keselamatan dan kesehatan guru, siswa, dan keluarga siswa," tambah Satriwan.
Ia meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memikirkan matang-matang rencana belajar tatap muka.
Baca juga: Mendkibud: Orang Tua Jangan Khawatir, Sekolah Tak Bisa Paksa Anak Belajar Tatap Muka
Jakarta dengan status zona merah Covid-19 memiliki potensi penularan Covid-19 yang berkali-kali lipat dibandingkan dengan daerah lain.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, belum ada keputusan soal pembelajaran tatap muka di sekolah di wilayah Jakarta.
"Jadi saat ini belum ada keputusan apakah bulan Januari itu akan mulai belajar di sekolah atau tidak," ujar Anies saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/11/2020).
Anies sudah mendapat informasi terkait rencana pembelajaran tatap muka di sekolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun, lanjut Anies, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan kajian lebih dalam terkait kondisi DKI Jakarta saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.