Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Adi, Berbisnis Modifikasi Sepeda Listrik hingga Raup Omzet Rp 400 Juta

Kompas.com - 25/11/2020, 19:47 WIB
Walda Marison,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ady Siswanto (27) tengah sibuk bersama anak buahnya di bengkel yang berada di kawasan Gang Kicil, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi.

Mereka memodifikasi dua rangka sepeda yang berdiri tegak.

Di sudut bengkel yang dinamai Patrikbike itu, terlihat tumpukan sepeda lain yang perlu dimodifikasi. Motor matik yang berdebu juga terlihat di sana.

Ady adalah pemilik bengkel yang khusus menerima kendaraan listrik.

Ia bisa memperbaiki semua jenis kendaraan listrik. Ia juga mampu mengubah sepeda manual menjadi sepeda listrik.

“Sehari bisa kerjakaan lima sampai tujuh kendaraan. Itu gabungan sama sepeda yang mau dimodifkasi, jadi tenaga listrik dan servis sepeda listrik,” kata dia saat ditemui di bengkelnya, Rabu (25/11/2020). 

Omzet Rp 400 juta

Bisnis yang dijalankan Ady terbilang sangat menguntungkan.

Selama pandemi saja, ia dapat meraup omzet sebesar Rp 300 juta sampai Rp 400 juta dalam sebulan.

Ia bisa meraup omzet sebanyak itu karena belum ada bengkel lain yang fokus memperbaiki atau memodifikasi kendaraan listrik.

“Omzet itu kami dapatkan pertengahan tahun ini ketika masa pandemi. Sekitar bulan tujuh (Juli) sampai bulan sepuluh (Oktober),” ujar dia.

Bermula dari servis sepeda listrik

Semua keberhasilan Ady bermula ketika ia membuka bengkel pertamanya di Cibinong, Kabupaten Bogor, pada 2015.

Kala itu, Ady yang masih berstatus mahasiswa hanya menerima jasa servis sepeda listrik.

“Dulu awalnya saya sendirian, hanya terima jasa sepeda listrik yang suka dipakai ibu-ibu,” tutur Ady.   

Seiring berjalannya waktu, Ady mendapat permintaan untuk memodifikasi salah satu sepeda pelanggannya menjadi sepeda listrik.

Ia pun tertantang untuk memenuhi permintaan pelanggan tersebut.

Baca juga: Mobil Listrik “Made In” Bekasi Unjuk Gigi, Karya Montir Bengkel dan Mahasiswa

Tak disangka, karya sepeda listrik pertamanya pun berhasil. Karyanya itu menjadi buah bibir di kalangan pecinta sepeda.

“Akhirnya mulai berdatangan deh pesanan untuk modifikasi sepeda listrik,” kata dia.

Ady berujar, banyak warga dari berbagai daerah yang menggunakan jasanya untuk memodifikasi sepeda.

Karena mayoritas pelanggan berasal dari Kota Bekasi, Ady memberanikan diri memindahkan bengkelnya ke Gang Kicil.

Kebanjiran order karena tren bersepeda

Menurut Ady, sepeda listrik kini menjadi pilihan yang dilirik banyak orang. Hal itu terlihat dari banyaknya permintaan pelanggan yang datang setiap harinya.

Mayoritas pelanggan yang datang, lanjut dia, merupakan para pemula yang baru menggeluti hobi bersepeda.

“Banyak orang awam yang iseng-iseng hobi bersepeda mengikuti teman-teman yang suka sepeda sejak lama. Pecinta sepeda yang sudah lama biasanya jaraknya jauh kalau berkendara, sampai puluhan kilometer,” kata Ady. 

“Karena tidak kuat mengikuti, jadinya mereka modifikasi sepeda dengan tenaga listrik untuk jalan jarak jauh,” tambah pria lulusan Politeknik Manufaktur Astra ini.

Baca juga: Paris Agreement, Alasan Indonesia Harus Gencar di Era Mobil Listrik

Saat memodifikasi sepeda para pelanggannya, Ady tak jarang berhadapan dengan berbagai kendala.

Salah satunya terkait dengan jenis sepeda.

“Kalau tipe-tipe baru seperti Brompton harus memakai baterai dan perangkat lain yang khusus,” terang dia.

Ketersediaan baterai pun jadi masalah tersendiri. Kebanyakan baterai yang digunakan merupakan buatan bengkelnya sendiri. Sebab, belum adanya toko yang menjual baterai khusus sepeda.

Tarif modifikasi Rp 5 juta sampai Rp 25 juta

Tarif yang dipatok Ady untuk tiap modifikasi sepeda selalu berbeda.

 

“Umumnya dari angka Rp 5 juta sampai Rp 7 juta. Paling mahal pernah menyentuh Rp 25 juta,”  ucapnya.

Menurut Ady, tarif modifikasi sepeda disesuaikan dengan model yang diinginkan pelanggan.

Umumnya, mereka ingin memodifikasi sepeda menjadi sepeda listrik karena tiga hal. 

“Ada tiga parameter, yaitu kecepatan, jarak, sama torsi atau tenaga. Semakin jauh jarak tempuh sepedanya, semakin mahal biayanya. Semakin tinggi kecepatannya, semakin mahal juga biayanya. Tergantung pelanggan mintanya seperti apa,” terang Ady.

Menjajal rakit mobil listrik

Kini, Ady tengah sibuk mengerjakan proyek mobil listrik bersama sekelompok mahasiswa.

Bermodal uang Rp 90 juta, mereka mengerjakan proyek mobil listrik dengan kecepatan 90 kilometer per jam dalam kurun waktu empat bulan.

Pengerjaan proyek itu sudah mencapai tahap akhir.

"Sudah bisa dikendarai juga. Tinggal pasang body mobil saja," kata Ady. 

Baca juga: Resmi Meluncur, Mobil Listrik Lexus UX300e Dibanderol Rp 1,2 Miliar

Jika proyek itu berhasil, Ady berencana membuka jasa rakit mobil umum menjadi kendaraan listrik tahun depan.

Ambisi ini muncul karena Ady melihat pangsa pasar kendaraan listrik yang dinilai semakin luas.

Ady sadar langkah tersebut membutuhkan modal yang besar. Namun, hingga saat ini, ia belum berpikir untuk mencari investor.

“Rencananya seperti itu. Kami mulai dengan modal kantong sendiri saja, tidak pinjam ke bank atau cari investor,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com