Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santainya Agustinus Sikapi Pandangan Orang yang Anggapnya Gila karena Sering Panjat Tower

Kompas.com - 27/11/2020, 07:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fransiscus Agustinus Worowulli (51), si manusia tower, sejak 2013 sudah memanjat aneka menara.

Menara SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) hingga tower baliho dan reklame pernah dipanjat Agustinus. Cap orang gila pun melekat di dirinya.

Anggapan gila ketika mendengar nama Agustinus pun kerap muncul di media sosial.

Sementara, Agustinus sempat dinyatakan mengidap gangguan jiwa berdasarkan assessment Suku Dinas Sosial Jakarta Barat pada tahun 2016 sesuai memanjat tower baliho di Grogol, Jakarta Barat.

Cap gila di diri Agustinus bukan tak beralasan. Aksinya membuat setiap orang yang bertemu menghela nafas. Ancaman terjatuh dari ketinggian bahkan tersengat listrik selalu mengiringi aksinya.

Baca juga: Agustinus Woro, Sang Pemanjat Menara SUTET hingga Tiang Baliho di Jakarta

Dalam aksinya, Agustinus juga kerap berorasi dan mengeluarkan sumpah serapah. Di beberapa aksinya, Agustinus bahkan sempat berdiri di puncak tower baliho hanya memakai celana dalam.

Tuntutan Agustinus seringkali di luar nalar. Salah satunya seperti membubarkan DPR hingga meminta Presiden Joko Widodo untuk datang sebagai syarat turun dari tower Baliho.

Kompas.com sempat berbincang dengan Agustinus di Polsek Kebayoran Baru pada Senin (24/11/2020) siang. Saat itu, Agustinus baru saja beraksi dengan memanjat tower baliho di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tepatnya di dekat Mabes Polri.

Siang itu, Agustinus tampak tengah membaca Undang-Undang Dasar 45. Ia diam dan tak banyak berbicara. Di depannya, ada sepiring nasi yang sudah hampir bersih dan gelas kosong.

Di sebuah kesempatan, Agustinus memberikan tanggapannya atas cap orang gila yang diberikan padanya.

Baca juga: Agustinus Panjat Tower Baliho Lagi, Polisi Sebut Itu Upaya Cari Sensasi

"Kalau menurut saya itu hal biasa aja (dicap orang gila). Artinya kita maklumi toh," ujar Agustinus dengan nada tenang.

Agustinus tak marah dicap sebagai orang gila dan memakluminya. Ia justru lebih marah jika berbincang dengan seseorang yang dianggap mengerti olehnya tetapi justru berpura-pura bodoh dan tak mengerti.

"Itu kan (anggapan gila) saya anggap masyarakat. Kualitas SDM kita kan banyak di bawah (rata-rata). Itu saya anggep hal biasa," tambah Agustinus.

Sebenarnya, Agustinus sempat takut dianggap gila dan berbohong setelah membaca berita tentang dirinya. Ia akan marah dengan para wartawan yang menulis tentang dirinya tanpa konfirmasi langsung dan cover both side.

"Musti tanya ke saya dulu dong sehingga saya bisa omong sesuai fakta. Saya cuma khawatir nanti orang bilang saya gila atau bilang bohong gimana? Itu yang saya jaga di situ. Bikin berita tentang saya enggak apa-apa asal benar," kata Agustinus.

Klaim mengidap gangguan kejiwaan dianggapnya dengan santai. Agustinus tampak tenang menjawab pertanyaan dari Kompas.com.

Baca juga: Agustinus Woro Kembali Panjat Tiang Baliho, Kali Ini Setinggi 30 Meter

Kompas.com sempat beberapa kali bertanya kepada Agustinus dengan pertanyaan yang sama. Agustinus menjawab dengan lancar dan memberikan jawaban yang konsisten.

Agustinus masih tahu beberapa pasal-pasal hukum pidana seperti Pasal 363 dan 365 saat Kompas.com tanyakan. Ia menjawab dengan lancar.

"365 itu kan pasal-pasal pencurian itu kan dipidana. 363 itu pasal tentang maling-maling kecil," jawab Agustinus.

Agustinus Woro diketahui kembali memanjat tiang baliho lagi, Selasa (24/11/2020) pagi.  Tiang baliho pilihannya kali ini di Jalan Jenderal Pattimura, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan di dekat Mabes Polrii.Dok. Sudin Gulkarmat Jaksel Agustinus Woro diketahui kembali memanjat tiang baliho lagi, Selasa (24/11/2020) pagi. Tiang baliho pilihannya kali ini di Jalan Jenderal Pattimura, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan di dekat Mabes Polrii.

Ia mengaku akan terus memanjat menara SUTET, tower menara baliho dan reklame sampai visi dan misinya terpenuhi. Agustinus anggap keadilan di Indonesia sudah mati.

"Selagi saya mampu, saya masih akan lanjut," ujar Agustinus.

Bagi Agustinus, memanjat menara SUTT serta tower baliho dan reklame adalah pilihan terbaik.

Ia sempat melakukan aksi bukan di ketinggian, tetapi Agustinus mengaku aksinya itu tak efektif.

"Saya ada mendatangi instansi langsung, saya bawa spanduk. Saya berhadapan dengan security, itu repot. Di Istana Negara pernah, di Mabes Polri pernah," tambah Agustinus.

Menurut Agustinus, tuntutannya akan lebih mudah berhasil dipenuhi jika beraksi di atas menara SUTET, tower baliho dan reklame, dibandingkan jika harus datang ke instansi yang dituju.

Berulang kali panjat SUTT hingga dianggap gila

Pada 31 Januari 2013, Agustinus memanjat menara SUTET di kawasan Senayan.

Saat itu, Agustinus bertahan selama empat hari di menara SUTET tersebut sebelum akhirnya diturunkan.

Agustinus juga pernah memanjat menara SUTT Plumpang, Jakarta Utara, pada 14 Agustus 2017 pukul 06.00 WIB.

Ia bertahan selama sembilan hari sebelum turun dibantu petugas dan dilarikan ke RSUD Koja karena fisiknya melemah.

Kala itu, aksi Agustinus benar-benar merepotkan lantaran objek yang ia panjat adalah objek vital nasional.

Proses evakuasi dilakukan hati-hati dan penuh perhitungan lantaran berkaitan dengan nyawa dan kebutuhan pasokan listrik.

Agustinus juga pernah memanjat menara sejenis di bilangan Senen, Jakarta Pusat. Pria kelahiran Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), juga pernah "nongkrong" di SUTT Senen selama tiga hari.

Tercatat dia pernah memanjat papan reklame dan baliho di Setiabudi, Gatot Subroto, Lebak Bulus, dan Kebon Jeruk.

Dalam menjalankan aksinya tersebut, Agustinus kerap menggunakan alasan yang berbeda-beda, mulai dari alasan sosial hingga politik.

Saat negosiasi, Agustinus kerap menyampaikan ingin bertemu dengan sejumlah tokoh, seperti pengacara bahkan Presiden Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com