BEKASI, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Trafficking dan Eksploitasi, Ai Maryati mengatakan, faktor ibu kurang teredukasi dan kesulitan ekonomi turut berperan pada kasus ibu tega membawa bayinya mengemis di jalanan di Kota Bekasi, Jawa Barat. Bayi itu, yang berusia dua tahun, meninggal di jalanan dalam gendongan ibunya yang sedang mengemis.
Maryati mengatakan, kesulitan ekonomi memaksa sang ibu mencari uang dengan cara cepat. Dia membawa bayi itu demi mendapat belas kasihan orang.
Faktor kedua, kata dia, si ibu kurang teredukasi cara mendidik anak.
Baca juga: KPAI Sebut Ibu yang Ajak Anak Mengemis hingga Meninggal Berpotensi Dipidana
"Orangtua yang seperti ini biasanya kan tidak teredukasi dan kondisi ekonominya sulit. Ini yang kami juga tidak bisa menutup mata," kata dia.
Menurut Maryati, ibu-ibu dalam kondisi seperti ada yang berpikir bahwa anak bisa dijadikan alat untuk mencari uang. Padahal, orangtua seharusnya mengutamakan kesehatan dan pendidikan anak.
"Ini yang salah kaprah mengenai anak. Anak itu bukan aset atau alat legitimasi apalagi eksploitasi," ujar Maryati.
KPAI memastikan akan berkoordinasi dengan kepolisian dan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk mengusut kasus itu. Jika masuk ranah pidana, Maryati menekankan bahwa polisi harus bertindak tegas.
Kasubag Humas Polres Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing, sebelumnya mengatakan, sang ibu menyadari anaknya meninggal dunia saat sedang mengemis. Sang ibu, Nur Astuti Anjaya (32), awalnya menggendong anaknya sambil meminta-minta di kawasan Pasar Bantar Gebang, Kota Bekasi, Kamis lalu.
Di tengah aktivitas meminta-minta, Astuti kemudian sadar bahwa putranya sudah tak bergerak sama sekali.
Baca juga: Balita Meninggal Saat Diajak Mengemis, KPAI Minta Polisi Perjelas Status Sang Ibu
"Jadi dia (sang anak) digendong sama ibunya dalam keadaan sakit. Digendong ibunya lagi minta-minta terus ibunya enggak tahu kalau anaknya sudah meninggal," kata Erna.
Sadar anaknya tak bergerak lagi, Astuti lalu membawa ke klinik terdekat. Ketika diperiksa, anak itu dinyatakan meninggal dunia.
Erna menjelaskan, anak malang itu memang sebelumnya sudah menderita sakit. Namun pihak kepolisian belum memastikan penyakit apa yang diidap sang anak.
"Yang dapat kami pastikan tidak ada tanda-tanda luka kekerasan pada tubuh korban," ujar Erna
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.