JAKARTA, KOMPAS.com - Nama MER-C tengah menjadi sorotan publik karena terlibat dalam kontroversi seputar pelaksanaan tes swab Covid-19 terhadap pemimpin organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam ( FPI), Rizieq Shihab.
Rizieq disebut telah menjalani tes swab yang dilakukan tim medis MER-C saat dia dirawat di Rumah Sakit (RS) Ummi Bogor, Jawa Barat. Namun. pelaksanaan tes swab itu tanpa sepengetahuan Satgas Covid-19 Kota Bogor maupun pihak RS Ummi.
Baca juga: RS Ummi dan MER-C Diminta Penuhi Panggilan Polisi, Mahfud: Harus Datang, Harus Koperatif
Satgas Covid-19 Kota Bogor belum mendapatkan hasil tes swab Rizieq dan meminta agar segera memberi hasil pemeriksaan itu jika memang sudah ada pemeriksaan. Belakangan diketahui juga bahwa MER-C tidak mempunyai laboratoriun yang terdaftar sebagai tempat pemeriksaan sampel Covid-19.
MER-C merupakan kependekan dari Medical Emergency Rescue Committee. Laman mer-c.org, menyebutkan MER-C adalah sebuah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan bekerja secara non-profit.
Orang-orang yang tergabung dalam MER-C bekerja secara sukarela atau relawan (paid volunteers). Dalam bekerja, mereka mengedepankan sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.
MER-C didirikan oleh Dr Joserizal Jurnalis, SpOT bersama sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada Agustus 1999. Kala itu, mereka tengah menjadi relawan medis untuk membantu korban konflik di Maluku.
Sejak saat itulah, MER-C bertekad memberikan pelayanan medis kepada korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.
MER-C mengedepankan asas Islam dalam menjalankan tugas, yakni rahmatan lil'aalamiin. Artinya, mereka memberikan pertolongan kepada semua orang tanpa memandang latar belakang, agama, mazhab, harakah, kebangsaan, etnis, golongan, atau politik.
Baca juga: MER-C Sebut Rizieq Shihab Dapat Perlakuan Tak Beretika dari Bima Arya
Oleh karena itu, MER-C pernah menjalankan misi kemanusiaan ke negara yang tengah berperang, seperti Afghanisan, Irak, Iran, Palestina, Lebanon Selatan, Kashmir, Sudan, Filipina Selatan, dan Thailand Selatan.
Mereka juga diketahui pernah membantu penanganan kesehatan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Ustaz Abu Jibril, serta orang-orang yang dipenjara dalam kasus terorisme.
Sebagai organisasi non-profit, pembiayaan MER-C bergantung pada bantuan dari para donor.
Para donor bisa menyalurkan bantuan dana melalui rekening-rekening yang tercantum pada laman resmi MER-C.
Walaupun bergerak di bidang kegawatdaruratan medis, laboratorium MER-C di Jakarta tidak terdaftar sebagai laboratorium rujukan Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.