Tuhiyat mengatakan, pihaknya sudah mendapat persetujuan untuk menggunakan sebagian lahan milik DPR itu.
"Yang dari arah Manggala Wanabakti nanti kita minta lahannya DPR, jadi nanti ada coak untuk bus Transjakarta, angkot, dan ojek online bisa masuk ke coak itu," kata Tuhiyat.
"Dengan catatan, bus dan angkot bukan untuk stay ya, hanya drop off dan pick up saja," katanya.
Selama ini, keberadaan bus Transjakarta, taksi, dan ojol memang kerap membuat kemacetan di area sekitar Stasiun Palmerah.
Kemacetan biasanya terjadi saat jam berangkat kerja dan pulang kerja.
Namun, di sisi lain, keberadaan bus, taksi, dan ojol itu dibutuhkan pengguna KRL yang hendak melanjutkan perjalanan.
Oleh karena itu, selter ini disediakan untuk membuat Stasiun Palmerah lebih terintegrasi dengan mode transportasi lain, dan pada saat bersamaan bisa mengurai kemacetan.
Meski demikian, selter serupa tak bisa dibangun di bagian jalan yang mengarah ke Tanah Abang/Slipi.
Sebab, di area pasar Palmerah itu belum ada pemilik lahan yang bersedia melepas lahannya.
"Lahannya memang susah yang di situ. Tapi kita lagi usaha, kalau DPR kita sudah berhasil, pasti bisa. Yang sebelah sana masih berjuang," kata Tuhiyat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.