JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekretariat Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran RM Tjahja Nurobi mengkhawatirkan terjadinya lonjakan pasien jika tak ada tren penurunan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.
"Mudah-mudahan kita berdoa trennya tidak bertambah tinggi, tapi bisa melandai. Kalau dengan tren seperti ini, kami takutkan nanti akan timbul semacam luapan," kata Tjahja dalam dialog yang disiarkan di YouTube BNPB, Senin (30/11/2020).
Dalam beberapa waktu terakhir, kasus harian Covid-19 di Indonesia diketahui terus meningkat, bahkan mencatatkan penambahan tertinggi kasus harian Covid-19 sejak pandemi.
Pada Minggu kemarin misalnya, penambahan kasus harian kembali menyentuh angka tertinggi dengan 6.267 kasus.
Baca juga: Tower 4 RS Wisma Atlet Kini Dipakai untuk Pasien Bergejala
Di saat yang sama, keterisian Wisma Atlet juga terus meningkat.
"Saat ini di RS Wisma atlet total pasien masih di 3.500 orang. Namun, dari jumlah ini, kami melihat bukan masalah persentase jumlahnya, tapi lebih ke arah percepatan pengisiannya, sehingga kita perlu antisipasi," kata dia.
Dia menyebutkan, keterisian Wisma Atlet meningkat dalam waktu yang cepat karena banyak pasien yang masuk dalam beberapa waktu terakhir, sedangkan pasien yang sembuh jumlahnya lebih sedikit.
Pasien yang baru masuk itu juga umumnya memiliki gejala sedang dan ringan.
Oleh karena itu, tower 4 yang semula disiapkan untuk orang tanpa gejala (OTG) kini dialihfungsikan untuk pasien bergejala.
Sementara itu, sebagian pasien OTG dipindahkan ke wisma atlet atau hotel-hotel isolasi yang telah disiapkan.
Baca juga: UPDATE 29 November: 3.531 Pasien Covid-19 Dirawat di RSD Wisma Atlet
Dengan begitu, maka saat ini ada tiga tower yang difungsikan untuk pasien bergejala, yakni Tower 4, Tower 6, dan Tower 7. Hanya Tower 5 yang diperuntukkan untuk pasien tanpa gejala.
Berikut data keterisian tiap tower per Senin ini:
Tower 4:
Tower 5:
Tower 6:
Tower 7: